Washington, MINA – Gerakan perlawanan Hamas Palestina dilaporkan telah merekrut antara 10.000 hingga 15.000 anggota baru selama melawan Israel dalam perang Genosida Israel di Jalur Gaza, menurut dua sumber Kongres AS yang mengetahui informasi dari intelijen.
Angka-angka itu mencerminkan ketangguhan gerakan Perlawanan Palestina dalam mempertahankan kemampuan operasionalnya meskipun mengalami kerugian besar.
Dilansir dari Almayadeen, Sabtu (25/1), menurut laporan tersebut, badan intelijen AS telah memantau upaya perekrutan kelompok tersebut, yang menunjukkan bahwa Hamas tetap mampu mengisi kembali jajarannya, terus memberikan tantangan yang berat bagi Israel.
Informasi tersebut dibagikan dalam serangkaian pembaruan intelijen yang diberikan selama pekan-pekan terakhir pemerintahan Biden.
Baca Juga: Hossein Salami: Pengunduran Diri Para Pejabat Militer Indikasi Kekalahan Israel
Sementara gerakan perlawanan telah berhasil menambah jajarannya, banyak dari rekrutan baru tersebut digambarkan masih muda dan kurang pelatihan yang tepat, dengan sebagian besar ditugaskan untuk peran keamanan dasar, menurut sumber Reuters.
Namun, hal itu menunjukkan kemampuan gerakan tersebut untuk beradaptasi dan mempersiapkan generasi pejuang Perlawanan berikutnya di tengah perang yang berkepanjangan.
Perang yang telah menyebabkan kerusakan besar di Gaza dan meningkatkan ketegangan regional, telah terhenti berdasarkan perjanjian gencatan senjata yang dimulai pada Ahad (19/9) setelah 15 bulan pertempuran.
Meskipun demikian, ketahanan dan kemampuan Hamas yang ditunjukkan untuk pulih dari kerugian yang signifikan, menandakan kehadirannya yang berkelanjutan sebagai kekuatan utama perlawanan dalam menghadapi tantangan yang sedang berlangsung. []
Baca Juga: Komandan Perang Israel Mundur Ramai-Ramai
Mi’raj News Agency (MINA)