Palestina, MINA – Israel menggunakan intelijen rahasia untuk mengubah fakta aktual tentang pembantaian yang dilakukan Zionis Israel terhadap warga Palestina. Hal tersebut diungkapkan mantan Kepala Direktorat Informasi Nasional Israel, Yarden Vatikay dalam laporannya pekan lalu.
Menurut Palestinepost24 yang dikutip MINA, Selasa (14/1) dalam wawancara eksklusif dengan salah satu situs web yang tidak disebutkan alamatnya, Vatikay mengatakan, pernyataan tentang penggunaan materi Intelijen tersebut berasal dari kampanye yang mereka lakukan. Kampanye tersebut melibatkan berbagai kegiatan.
“Israel mentransmisikan dan melakukan dialog dengan tiga jenis target audiens, yaitu audiens Israel, audiens internasional, dan audiens regional,” jelas Vatikay.
Ia melanjutkan, “beberapa bahan-bahannya bermasalah sehubungan dengan deklasifikasi. Mereka melakukannya bersama dengan orang-orang yang bertanggung jawab atas bahan-bahan tersebut,” katanya.
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
Misalnya, menurut Vatikay, bahwa selama serangan Israel di Gaza pada 2008, Badan Keamanan menggunakan intelijen untuk mengubah berita utama yang dibuat tentang salah satu pembantaian Israel.
Ia mengatakan, Badan Keamanan Israel dapat mengubah narasi tentang pembantaian Israel menjadi sepenuhnya salah.
Menurutnya, contoh lain adalah masalah tentang World Vision, yang merupakan organisasi kesejahteraan Kristen terbesar.
Dalam hal itu, Badan Keamanan Israel dapat memberikan informasi palsu tentang direkturnya di Gaza, Mohamed Al-Halaby, dan itu dapat menyebabkan organisasi kesejahteraan tersebut ditutup. Dan untuk membuktikan itu, mereka bahkan meminta tantara Israel untuk menangkap Al-Halaby.
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah
Vatikay mengakui bahwa Israel dapat menggunakan intelijen untuk menulis ulang sejarah dan narasi yang mengatakan mereka melakukan pembantaian dalam upaya yang sebelumnya “mencegah krisis citra yang sangat serius bagi Israel”. (T/R12/P1).
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Majelis Umum PBB akan Beri Suara untuk Gencatan Senjata ‘Tanpa Syarat’ di Gaza