Aceh, 29 Rabiul Awwal 1438/29 Desember 2016 (MINA) – Intensnya gempa susulan terpaksa membuat warga korban gempa di Pidie Jaya tidak berani pulang ke rumah. Warga mengharapkan pemerintah segera menyediakan tenda-tenda darurat bagi warga korban gempa.
Camat Kecamatan Trienggadeng, Ishak saat ditemui Mi’raj Islamic News Agency (MINA) beberapa waktu lalu mengatakan warga sangat memerlukan tenda kecil untuk menampung masing-masing warga di depan rumahnya masing-masing.
“Warga kami memerlukan tenda-tenda kecil untuk mengungsi di depan rumah masing-masing, sehingga warga tidak pasif di posko pengungsian, siangnya mereka bisa bekerja sebagaimana biasa sehingga aktifitas bisa segera berjalan seperti biasanya,” katanya.
Kecamatan Trienggadeng merupakan salah satu dari kecamatan yang terkena dampak terparah akibat gempa 7 Desember lalu.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Data yang diperolah MINA dari badan Meteorologi, Klimatologi, dan geofisika (BMKG), Kamis, (29/12) tercatat sekitar 120 gempa terjadi sejak 7 sampai 24 Desember lalu yang mengakibatkan 104 orang meninggal, dan ratusan luka-luka ini.
Pada Rabu malam, (28/12) lalu, tercatat 4.9 SR gempa susulan terjadi di Aceh dengan titik gempa berada di Meulaboh. Wartawan MINA yang sedang di lokasi bencana, Arif Asyari melaporkan, warga Pidie Jaya berlarian saat gempa susulan sekitar pukul 03.45 dini hari WIB tersebut.
Arif Asyari melaporkan, masih banyak warga yang tidak berani pulang kerumah sehingga lebih memilih mendirikan tenda-tenda kecil sederhana menggunakan perlengkapan seadanya di depan rumah masing-masing karena trauma gempa susulan.
“Gempa tektonik yang terjadi kemarin Rabu, 7 Desember 2016, sangat membuat trauma warga Pidi Jaya”, kata Idris warga desa Meu, Kecamatan Trienggadeng Kabupaten Pidie Jaya.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Bahkan sebagian warga ada yang lebih takut dengan gempa ini ketimbang tsunami yang pernah menimpa Aceh sebelumnya. Mereka mengungkapkan gempa yang terjadi kali ini begitu cepat hanya dalam hitungan detik bisa meluluh lantakkan sebagian besar wilayah Pidie jaya dan sekitarnya.
Sementara, sejumlah 33 relawan dari Ukhuwah Al-Fatah Rescue (UAR) dalam bidang tukang sudah mulai melakukan kegiatan pembangunan rumah darurat di beberapa titik rumah warga korban gempa di Kec. Trienggadeng.
Mengantisipasi gempa susulan yang masih terus terjadi, sementara pekerjaan dan kehiidupan warga yang harus terus berjalan membuat warga kembali ke rumah dari pengungsian dan mendirikan tenda sederhana di depan rumah masing-masing.
“Ini yang menurut kami perlu diperhatikan, ada warga yang minta dibuatkan rumah darurat dari puing-puing rumah mereka yang sudah ambruk terkena gempa 7 Desember lalu sementara menunggu bantuan dari pemerintah, kami siapkan tenaga tukangnya,” ujar Mulkan, Koordinator Lapangan UAR.( L/ari/B01/RS3)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain