Paris, 8 Shafar 1437/20 November 2015 (MINA) – Kepolisian Paris bersama dengan Organisasi Kepolisian Internasional (Interpol) tengah menyelidiki kasus serangan di Paris yang terjadi beberapa waktu lalu. Dari hasil penyelidikian ditemukan bukti baru yang menyatakan bahwa Muslim tidak terlibat dalam aksi itu.
“Selama penyelidikan, kami menemukan bahwa kelompok yang melakukan serangan mengerikan di Paris memiliki hubungan dengan ISIS atau Daesh, namun saya berpikir mereka bukan seorang Muslim,” kata Ketua Inspektur Interpol, Charl Deu’Shnozz’el. Nevada Country Scooper (Ncscooper) dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Mereka pada kenyataannya adalah sebuah faksi dari kelompok Kristen Suriah yang dikenal sebagai Cissy atau bahkan gabungan dari Kristen Suriah, Sudan, dan Yaman,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Deu’Shnozz’el mengungkapkan, para teroris menguraikan alasan mereka melakukan serangan di sekitar Ibukota Perancis. Alasan mereka termuat dalam 27 halaman yang intinya mengklaim ingin membebaskan penderitaan orang-orang Kristen di negara-negara Arab.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Menurut pengakuan Pemimpin Cissy, Karim Abdul Jafar, pihaknya melatih kelompok teroris dan memerintahkan mereka untuk menyelesaikan pembantaian guna menciptakan kesadaran mengenai nasib orang-orang Kristen di negara-negara Muslim.
“Kami adalah orang-orang yang damai,” kata Jafar.
“Kami hanya ingin hidup damai dan menyembah sang Juruselamat. Kami hanya ingin kebebasan untuk hidup dan berpakaian seperti yang kami lihat di masyarakat. Kami ingin suara kami untuk menyanyikan pujian bagi Tuhan dan Juruselamat kami. Kami hanya ingin makan daging babi dan kerang,” pungkasnya. (T/P011/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel