Bekasi, MINA – Organisasi kepalestinaan di Indonesia, Aqsa Working Group (AWG) mengecam keras invasi darat yang dilakukan militer penjajah Zionis Israel ke Kota Gaza pada Selasa (16/9) menjelang fajar.
AWG menegaskan bahwa agresi militer tersebut mendapat legitimasi politik dari Amerika Serikat, sehingga menjadikan Washington ikut bertanggung jawab atas kejahatan genosida yang terjadi.
Dalam pernyataan resminya yang diterima MINA, Kamis (18/9), AWG menyebut invasi darat itu bukan perang, melainkan bentuk pemusnahan sistematis terhadap rakyat sipil Palestina.
“Serangan ini kembali menegaskan wajah asli Zionis Israel: mesin penjajah yang haus darah dan penghancur kehidupan rakyat Palestina,” kata Ketua Presidium AWG, Muhammad Anshorullah.
Baca Juga: Menlu Sugiono: Pemerintah Pantau Rencana Kehadiran Atlet Israel ke Jakarta
AWG menyoroti pernyataan pongah pejabat militer Zionis Israel yang menyebut “Kota Gaza terbakar” sebagai bukti nyata adanya genosida yang dibiarkan dunia internasional. Lebih jauh, AWG menyatakan keterlibatan Amerika Serikat terlihat jelas melalui kunjungan Menteri Luar Negeri Marco Rubio yang datang ke kawasan di tengah invasi.
“AS secara sadar berdiri di barisan penjajah, menopang agresi, dan memberikan legitimasi politik atas kejahatan genosida Zionis Israel. Zionis Israel adalah penjajah dan teroris terbesar di abad modern,” kata Anshorullah.
“Serangan ke Gaza ini bukan sekadar aksi militer, melainkan bentuk genosida yang harus diadili di forum internasional. Amerika Serikat pun turut bertanggung jawab atas setiap tetes darah rakyat Palestina, karena dukungannya memperkuat mesin pembunuh Zionis,” ujarnya.
Anshorullah menyerukan agar rakyat Indonesia dan masyarakat internasional tidak tinggal diam menghadapi kejahatan ini. Menurutnya, dukungan politik, diplomasi, maupun aksi nyata harus terus digalang untuk menghentikan genosida yang tengah berlangsung. Ia menegaskan, AWG bersama rakyat Indonesia akan terus berada di garis perlawanan, menggalang solidaritas, dan menyuarakan kebebasan Palestina sampai penjajahan benar-benar dihapuskan dari muka bumi.
Baca Juga: Gubernur DKI Tegaskan Atlet Israel tak Boleh Masuk Jakarta
“Palestina tidak sendirian, dan penjajah Zionis Israel tidak akan pernah bisa menghapus semangat perjuangan rakyat Gaza. Kekejaman ini hanya akan menyalakan api perlawanan yang lebih besar,” pungkasnya.
Media internasional melaporkan bahwa militer Zionis Israel memulai invasi darat besar-besaran ke Kota Gaza pada Selasa (16/9). Tank dan pasukan infanteri memasuki pinggiran kota dengan dukungan serangan udara dan laut. Menurut The Washington Post, agresi militer itu merupakan fase baru dari genosida yang sudah berlangsung hampir dua tahun.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan, lebih dari 65.000 jiwa rakyat Palestina telah syahid sejak genosida Zionis Israel dimulai pada Oktober 2023. Ribuan warga sipil terpaksa mengungsi ke wilayah selatan Gaza akibat serangan terbaru ini.
Selain korban jiwa, invasi darat menimbulkan kehancuran besar pada infrastruktur sipil, termasuk rumah-rumah penduduk dan fasilitas publik. Organisasi PBB memperingatkan krisis kemanusiaan semakin memburuk, terutama di Gaza Utara yang mengalami kekurangan pangan dan bahan bakar setelah Zionis Israel menutup jalur bantuan.
Baca Juga: Putusan MK Jadi Momentum Reformasi Tata Kelola Zakat, FOZ Dorong Kesetaraan BAZNAS dan LAZ
Komisi PBB dalam laporannya menyatakan bahwa tindakan Zionis Israel mengandung tanda-tanda genosida, meskipun pihak Zionis Israel menolak tuduhan tersebut.[]
Mi’raj News Agency
Baca Juga: Jaringan Ponpes Al Fatah Indonesia Sampaikan Belasungkawa atas Musibah di Al-Khoziny Sidoarjo