Abu Dhabi, MINA – Rencana anggota keluarga penguasa Abu Dhabi untuk membeli 50 persen saham di Klub Sepakbola Beitar Jerusalem yang kontroversial di Israel telah dibekukan, menyusul laporan yang mempertanyakan keuangan Sheikh Hamad Bin Khalifa Al-Nahyan.
Sheikh Hamad membuat kesepakatan pada bulan Desember lalu dengan klub yang para pendukungnya terkenal rasis dan anti-Arab itu, MEMO melaporkannya, Jumat (12/2).
“Beitar mengonfirmasi bahwa mereka secara resmi meminta untuk menarik permintaannya [ke Komite Transfer Asosiasi Sepak Bola Israel] untuk menyetujui kesepakatan itu, tetapi bersikeras bahwa penjualan baru saja ditunda, tidak dibatalkan sama sekali,” lapor situs bisnis Israel, The Marker.
The Marker melaporkan bulan lalu bahwa audit keuangan yang ditugaskan oleh otoritas sepak bola Israel mengungkapkan beberapa perusahaan yang tidak aktif dan ketidaksesuaian keuangan.
Baca Juga: Chelsea Ukir Sejarah Jadi Klub Eropa Pertama Sapu Bersih Semua Gelar Eropa dan Internasional
Menurut penyelidikan, Sheikh Hamad dilaporkan memiliki puluhan perusahaan yang tidak aktif dan diduga berhubungan dengan pengusaha yang terlibat dalam penipuan dan pencucian uang.
Pernyataan klub menambahkan, pemilik Moshe Hogeg telah berencana terbang ke Dubai untuk berkonsultasi dengan Sheikh tetapi tidak dapat melakukan perjalanan karena penutupan Bandara Ben Gurion Israel baru-baru ini karena pembatasan virus corona.
Sheikh Hamad telah berjanji untuk menginvestasikan 300 juta shekel (USD 92 juta) di klub tersebut selama 10 tahun ke depan. Dia membeli Beitar Jerusalem FC empat bulan setelah UEA, yang melanggar kebijakan Arab selama puluhan tahun, setuju untuk menjalin hubungan dengan Israel. (T/R7/R1)
Baca Juga: Garuda Muda Lolos ke AVC U16 2025 Usai Menang Comeback atas Malaysia 3-2
Mi’raj News Agency (MINA)