Paris, MINA – Setelah penyelidikan yang dilakukan oleh organisasi Reporters Without Borders (RSF), disimpulkan bahwa penembakan artileri yang menewaskan jurnalis Reuters Issam Abdallah dan melukai enam lainnya di Lebanon selatan bulan ini adalah kesengajaan dan berasal dari Israel.
Abdallah menjadi syuhada dan enam jurnalis lainnya (dua dari AFP) terluka dalam penembakan di desa Alma al-Shaab di Lebanon selatan pada 13 Oktober. Al Mayadeen melaporkan.
Dalam laporannya, RSF mengatakan, “Temuan awal penyelidikan menunjukkan bahwa para wartawan bukanlah korban tambahan penembakan tersebut,” dan menambahkan, “Salah satu kendaraan mereka, yang diberi tanda ‘Press’, menjadi sasaran, dan juga jelas bahwa kelompok yang ditempatkan di sebelahnya adalah [terdiri dari] jurnalis.”
Meski tidak menyebut nama Israel secara eksplisit, organisasi tersebut mendasarkan klaimnya pada analisis balistik yang menunjukkan bahwa tembakan tersebut berasal dari timur tempat para jurnalis berada di dekat perbatasan selatan Lebanon.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Lebih lanjut, terungkap bahwa lokasi wartawan terkena dua serangan dengan selang waktu 37 hingga 38 detik – serangan pertama menewaskan Abdallah, sedangkan serangan kedua membakar kendaraan kru TV Al-Jazeera dan melukai beberapa jurnalis.
Dua jurnalis yang diwawancarai oleh RSF menyatakan bahwa sebuah helikopter Israel terbang di atas mereka beberapa detik sebelum serangan terjadi.
“Tidak mungkin para jurnalis tersebut disangka sebagai kombatan, terutama karena mereka tidak bersembunyi. Untuk mendapatkan pandangan yang jelas, mereka telah berada di tempat terbuka selama lebih dari satu jam, di puncak bukit,” kata laporan tersebut.
Rompi antipeluru dan kendaraan para jurnalis diberi tanda ‘Press’ untuk menunjukkan bahwa mereka adalah jurnalis, yang dilindungi oleh hukum internasional.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Sementara itu, Sindikat Editor Pers Lebanon mengutuk “penargetan” jurnalis dan menyebut pembunuhan Abdallah sebagai “kejahatan yang disengaja.” (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon