Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Investor Hangzhou Tiongkok Minati Sektor Otomotif dan Pengolahan Kayu Di Indonesia

IT MINA - Jumat, 17 Juni 2016 - 07:15 WIB

Jumat, 17 Juni 2016 - 07:15 WIB

419 Views

Foto: Rmol.com

Jakarta, 12 Ramadhan 1437/17 Juni 2016 (MINA) –  Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan,  pihaknya mengidentifikasi munculnya minat investasi baru dari dua perusahaan Tiongkok yang bergerak di sektor otomotif dan pengolahan kayu.

Minat investasi baru tersebut disampaikan langsung kepada Kepala BKPM yang sejak tanggal 14 Juni 2016 melakukan serangkan pertemuan dan forum bisnis di tiga kota Tiongkok yakni Qingdao, Hangzhou dan Shanghai.

Franky menyebutkan, jika produsen otomotif sedan premium tersebut merealisasikan investasi maka akan menjadi produsen otomotif kedua dari Tiongkok yang masuk setelah Saic Wuling General Motor (SWGM) yang sedang dalam masa konstruksi.

“Investor di Industri otomotif menyampaikan minatnya untuk melakukan market research terkait dengan pasar otomotif, dan menanyakan mengenai kebijakan investasi dan industri otomotif, serta insentif yang bisa didapat,” ujarnya dalam keterangan resmi kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jumat (17/6).

Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi 

Franky mengungkapkan, perusahaan rencananya akan mengunjungi Indonesia dalam waktu dekat. “Kami telah menanyakan business plan mereka dan menyambut positif rencana ini, mengingat Indonesia memiliki domestic market yang besar dan peluang ekspor ke negara-negara ASEAN serta juga ke negara-negara lainnya,” katanya.

Ia menuturkan, pihaknya siap memfasilitasi minat investasi yang disampaikan oleh investor Tiongkok. “Kami telah memfasilitasi Wuling dan beberapa perusahaan suppliernya dalam layanan investasi tiga jam. Fasilitasi end to end services yang sama tentu dapat dinikmati oleh investor Tiongkok yang lainnya,” jelasnya.

Sementara terkait dengan minat investasi baru lainnya yakni di pengolahan kayu, perusahaan Tiongkok yang menyampaikan minat investasi rencananya akan berlokasi di Kupang dan Samarinda.

“Investor tersebut menanyakan mengenai kebijakan ekspor kayu hasil olahan, ketenagakerjaan, kepemilikan lahan dan izin mendirikan pabrik. Rencananya nilai proyek sebesar sekitar RMB 100 Juta atau Rp 200 miliar,” kata Franky.

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah

Director in Charge untuk Wilayah Pemasaran Tiongkok Husen Maulana yang mendampingi Kepala BKPM dalam kunjungan kerja ke Tiongkok menjelaskan bahwa BKPM akan terus berkoordinasi dengan perwakilan RI terkait untuk memfasilitasi minat investasi yang disampaikan oleh investor Tiongkok.

“Minat investasi dari Tiongkok yang disampaikan cukup serius dan positif dalam upaya untuk menambah investasi dari Tiongkok yang dalam triwulan pertama ini mencapai US$ 464 juta,” jelas Husen yang juga Direktur Fasilitasi Promosi Daerah BKPM tersebut.

Selain minat investasi baru, pertemuan dengan tujuh perusahaan di bidang industri dan kelistrikan tersebut juga dimanfaatkan untuk mendapatkan feedback terkait beberapa persoalan investasi di Indonesia. “Dua investor yang difasilitasi permasalahan adalah dari Industri pembangkit listrik tenaga panas bumi dan Industri pengolahan bauksit menjadi alumina,” papar Husen.

Kunjungan yang dilakukan oleh Kepala BKPM adalah bagian dari Roadshow pemasaran investasi ke 10 provinsi di Tiongkok. Tiongkok telah menjadi salah satu sumber investasi utama bagi Indonesia. US$ 2,6 miliar investasi terealisasi sejak tahun 2010. Terutama di sektor infrastruktur, industri logam, mesin, dan elektronik.

Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon

Sejak 2010, sudah US$ 52,3 miliar komitmen investasi asal Tiongkok terdaftar di BKPM. Dari data yang dimiliki oleh BKPM, periode triwulan pertama tahun 2016, realisasi dari RRT mencapai US$ 464 juta terdiri dari 339 proyek dan menyerap tenaga kerja 10.167 tenaga kerja. Posisi Tiongkok tersebut berada di peringkat keempat setelah Singapura, Jepang dan Hong Kong (RRT). (L/P010/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng

Rekomendasi untuk Anda

Asia
Asia
Indonesia
Asia
Internasional
Kolom
Kolom
Khadijah