Bogor, 7 Dzulhijjah 1436/20 September 2015 (MINA) – Dalam upaya membantu petani mengatasi dampak kekeringan yang diakibatkan oleh fenomena El Nino tahun 2015 ini, Pusat Pengelolaan dan Peluang Resiko Iklim Kawasan Asia Tenggara dan Pasifik Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Pertanian Bogor (CCROM-SEAP LPPM IPB) menerapkan Asuransi Indeks Iklim (Climate Index Insurance).
Keterangan pers di laman Berita IPB yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad, menjelaskan, Asuransi Index Iklim merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk melindungi para petani dari kerugian akibat gagal panen saat kekeringan dengan mengasuransikan parameter iklim yang disepakati, misalnya nilai curah hujan decadal terendah pada kejadian kekeringan.
Selain itu, melalui asuransi, petani tidak hanya terlindungi di masa kekeringan, namun juga dapat lebih leluasa menerapkan teknologi pertanian agar dapat memperoleh hasil produksi tinggi di musim kering.
Hal lain dalam konsep asuransi iklim ini ialah penggunaan indeks kekeringan berdasarkan data curah hujan satelit, sehingga dapat meminimalisir perselisihan dan mengefisienkan biaya administrasi asuransi konvensional yang memerlukan survei lapangan.
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama
Asuransi indeks itu sangat dianjurkan bagi para petani untuk melindungi para petani dari kerugian gagal panen akibat kekeringan. Selain itu, dapat mendorong para petani dalam penggunaan pupuk berkualitas dan teknologi maju sebagai upaya peningkatan kualitas hasil panen.
Asuransi Indeks Iklim (Climate Index Insurance) yang dilakukan atas kerjasama LPPM IPB dengan International Research Institute for Climate and Society (IRI) Columbia University New York itu telah mulai diterapkan di wilayah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat sejak tahun 2011 dan diikuti oleh lebih dari 500 petani.(T/R05/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa