Irak Akan Tinjau Kembali Perjanjian Strategis dengan AS

Baghdad, MINA – Perdana Menteri yang baru terpilih Mustafa al-Kadhimi mengatakan pada Sabtu (9/5), akan menijau kembali perjanjian strategis dengan atas dasar melindungi persatuan dan kedaulatan negara.

Setelah pertemuan kabinet pertamanya, al-Kadhimi mengatakan kepada wartawan, ia membahas masalah krisis juga dengan para ahli urusan luar negeri. Anadolu Agency melaporkan.

Irak dan AS menandatangani Perjanjian Kerangka Kerja Strategis pada tahun 2008 berdasarkan hubungan persahabatan dan kerja sama antara kedua negara.

Parlemen pada Kamis (7/5) memberikan suara kepercayaan kepada al-Kadhimi dan kabinetnya untuk menggantikan pemerintahan Adel Abdul-Mahdi yang mengundurkan diri.

Al-Kadhimi berhasil membentuk pemerintahan baru setelah dua mantan perdana menteri yang ditunjuk, Mohammad Allawi dan Adnan Al-Zurfi, gagal mendapatkan dukungan.

Irak telah diguncang oleh protes massa sejak awal Oktober karena kondisi yang buruk dan isu korupsi, memaksa Perdana Menteri Adil Abdul-Mahdi mengundurkan diri.

Setidaknya 496 warga Irak telah tewas dan 17.000 lainnya terluka sejak demonstrasi dimulai 1 Oktober, menurut Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia Irak.

Putra Mahkota Arab Saudi telah segera menilpon PM baru Irak menyatakan siap memberi dukungan untuk pembangunan kembali ekonomi dan keamanan nasional Irak.

Iran, pesaing Saudi, dan juga musuh utama AS di kawasan ini, selama ini mempunyai pengaruh kuat di Irak, termasuk dalam pemerintahan.  (T/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Wartawan: Ali Farkhan Tsani

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.