Baghdad, MINA – Irak dan Iran menandatangani perjanjian keamanan perbatasan pada Ahad (19/3), sebuah langkah yang menurut para pejabat Irak bertujuan untuk memperketat perbatasan dengan wilayah Kurdi Irak.
Teheran mengatakan, pembangkang Kurdi bersenjata menimbulkan ancaman bagi keamanannya, demikian Middle East Monitor melaporkan, Senin (20/3).
“Perjanjian keamanan bersama itu mencakup koordinasi dalam melindungi perbatasan bersama antara kedua negara dan mengkonsolidasikan kerja sama di beberapa bidang keamanan,” kata pernyataan dari kantor perdana menteri Irak.
Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran Ali Shamkhani menandatangani kesepakatan dengan Penasihat Keamanan Nasional Irak Qasim Al-Araji, di hadapan Perdana Menteri Irak Mohammed Al-Sudani.
Baca Juga: Syamsuri Firdaus Juara 1 MTQ Internasional di Kuwait
“Di bawah kesepakatan keamanan yang ditandatangani, Irak berjanji tidak akan mengizinkan kelompok bersenjata menggunakan wilayahnya untuk melancarkan serangan ke negara tetangganya Iran,” kata seorang pejabat keamanan Irak yang menghadiri penandatanganan itu.
Perbatasan menjadi fokus baru tahun lalu ketika Pengawal Revolusi Iran meluncurkan serangan rudal, dan drone terhadap kelompok Kurdi Iran yang berbasis di Irak utara, menuduh mereka mengobarkan protes yang dipicu oleh kematian seorang wanita Kurdi Iran saat dia ditahan di tahanan polisi.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian mengatakan, perjalanan Shamkhani saat ini ke Irak telah direncanakan sejak empat bulan, dan difokuskan pada isu-isu yang berkaitan dengan kelompok bersenjata di Irak utara.
“Republik Islam Iran sama sekali tidak akan menerima ancaman dari wilayah Irak, tambahnya.
Baca Juga: AS Jatuhkan Sanksi Enam Pejabat Senior Hamas
Iran juga menuduh militan Kurdi bekerja sama dengan musuh bebuyutannya Israel dan sering menyuarakan keprihatinan atas dugaan kehadiran agen mata-mata Israel Mossad di wilayah otonomi Kurdi Irak.
Tahun lalu, Kementerian Intelijen Iran mengatakan, tim sabotase yang ditahan oleh pasukan keamanannya adalah militan Kurdi yang bekerja untuk Israel, dan berencana meledakkan pusat industri pertahanan “sensitif” di kota Isfahan. (T/R6/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Diveto AS, DK PBB Gagal Setujui Resolusi Gencatan Senjata Segera di Gaza