Baghdad, MINA – Perdana Menteri Irak Adel Abdul Mahdi mengecam serangan roket terhadap Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes AS) di ibukota Irak, dan menyebutnya “tidak dapat diterima”.
“Kemarin, roket Katyusha ditembakkan ke kedutaan AS, dan ini menyakitkan dan tidak benar. Siapa yang memberi wewenang kepada pihak-pihak itu untuk menyerang kedutaan di Irak ?,” ujar Mahdi setelah rapat kabinet pekanan pada Selasa (21/1).
“Tindakan ini menyinggung Irak dan tidak dapat diterima terlepas dari niat mereka,” kata Abdul Mahdi tanpa menyebut nama penyerang. Media setempat Daiji World melaporkan.
Senin malam, seorang pejabat Kementerian Dalam Negeri Irak mengatakan bahwa tiga roket Katyusha mendarat di dekat Kedubes AS di Zona Hijau yang dijaga ketat di Baghdad tengah tanpa menimbulkan korban.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Zona Hijau yang dijaga sangat ketat sering menjadi sasaran serangan mortir dan roket gerilyawan.
Zona kira-kira 10 km persegi terletak di tepi barat Sungai Tigris, yang membagi dua ibukota Irak.
Sejauh ini tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan yang terjadi setelah meningkatnya ketegangan antara AS dan Iran.
Pada 8 Januari, Iran menembakkan rudal balistik di pangkalan-pangkalan militer yang menampung pasukan AS di provinsi Anbar di Irak barat dan dekat kota Erbil, ibukota wilayah semi-otonomi Kurdistan.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Serangan Iran itu terjadi setelah pesawat tak berawak AS menyerang pada 3 Januari konvoi di Bandara Internasional Baghdad, menewaskan Qassem Soleimani, Komandan Pasukan Pengawal Revolusi Islam Iran Quds, dan Abu Mahdi Al-Muhandis, wakil kepala pasukan paramiliter Irak Hashd Shaabi.
Lebih dari 5.000 tentara AS telah dikerahkan di Irak untuk mendukung pasukan Irak dalam pertempuran melawan militan ISIS. (T/RS2/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan