Teheran, MINA – Iran mengatakan akan mulai memperkaya uranium hingga kemurnian 60%, sebuah langkah yang akan membawa bahan fisil lebih dekat ke 90% yang cocok untuk bom nuklir, Selasa (13/4).
Pernyataan itu muncul sehari setelah Teheran menuduh musuh bebuyutan Israel menyabotase situs nuklir utama, MEMO melaporkan.
Pengungkapan itu dilakukan segera sebelum dimulainya kembali pembicaraan di Wina yang bertujuan menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 dengan negara-negara besar, sebuah kesepakatan yang ditentang keras oleh Israel, setelah mantan Presiden AS Donald Trump mengabaikannya tiga tahun lalu.
Mengumumkan 60% pengayaan, kepala negosiator nuklir Abbas Araqchi juga mengatakan, Iran akan mengaktifkan 1.000 mesin sentrifugal canggih di Natanz, sebuah instalasi nuklir yang dilanda ledakan pada hari Ahad (11/4).
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Teheran menuding Israel dibalik tindakan sabotase yang disebutnya ‘terorisme nuklir”.
Namun, seorang pejabat Iran kemudian mengatakan bahwa “pengayaan 60% akan dilakukan dalam jumlah kecil” saja.
“Mulai malam ini, persiapan praktis untuk pengayaan 60% akan dimulai di Natanz; 60% uranium digunakan untuk membuat berbagai radiofarmasi,” kata kantor berita semi-resmi Fars, mengutip juru bicara badan nuklir Iran Behrouz Kamalvandi.
Badan Energi Atom Internasional, pengawas nuklir PBB, telah diberitahu tentang keputusan tersebut, kata Araqchi kepada Press TV berbahasa Inggris Iran dari Wina. (T/RI-1/B04)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
Mi’raj News Agency (MINA)