Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Iran Bersedia Jual Bahan Bakar ke Pemerintah Lebanon

Rudi Hendrik - Senin, 20 September 2021 - 06:11 WIB

Senin, 20 September 2021 - 06:11 WIB

4 Views

Teheran, MINA – Iran Ahad (19/9), mengatakan bersedia menjual bahan bakar ke pemerintah Lebanon untuk membantu mengurangi kekurangan bahan bakar di negara itu, beberapa hari setelah pengiriman pertama bahan bakar Iran yang diatur oleh kelompok Hizbullah memasuki negara itu.

“Jika pemerintah Lebanon ingin membeli bahan bakar dari kami untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi penduduknya, kami akan memasoknya,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Saeed Khatibzadeh, Nahar Net melaporkan.

Dia mengatakan pada konferensi pers bahwa republik Islam itu telah menjual bahan bakar kepada seorang “pengusaha Lebanon,” tanpa menyebut nama Hizbullah.

Hizbullah yang didukung Teheran berjanji pada Agustus lalu untuk membawa bahan bakar dari Iran guna mengurangi kekurangan yang menebar kekacauan di Lebanon, yang bertentangan dengan sanksi AS.

Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza  

Pada hari Kamis (16/9), lusinan truk tanker yang membawa bahan bakar Iran yang diatur oleh Hizbullah tiba di Lebanon dan akan mengisi tangki-tangki sebuah perusahaan distribusi bahan bakar milik Hizbullah, yang telah berada di bawah sanksi AS.

Perdana Menteri baru Lebanon Najib Miqati mengatakan kepada CNN bahwa pengiriman itu “tidak disetujui oleh pemerintah Lebanon.”

Dia menambahkan bahwa dia “sedih” dengan “pelanggaran kedaulatan Lebanon.”

Hizbullah adalah kekuatan politik utama di Lebanon dan satu-satunya kelompok yang memiliki persenjataan setelah berakhirnya perang saudara di negara itu pada 1975-1990.

Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata

Lebanon menghadapi salah satu krisis ekonomi terburuknya, dengan lebih dari tiga dari empat orang Lebanon dianggap berada di bawah garis kemiskinan.

Tahun lalu, China gagal membayar utang luar negerinya dan tidak mampu lagi mengimpor barang-barang utama, termasuk bensin dan solar.

Listrik utama hanya tersedia beberapa jam sehari, sementara orang Lebanon berjuang untuk mendapatkan bensin, roti, dan obat-obatan. (T/RI-1/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon

Rekomendasi untuk Anda