Teheran, MINA – Iran memperingatkan negara-negara di dunia bahwa mereka tidak akan bisa menegosiasikan kesepakatan yang lebih baik daripada perjanjian nuklir tahun 2015.
Teheran mengancam pada Senin (8/7) untuk memulai kembali sentrifugal yang dinonaktifkan dan meningkatkan pengayaan uranium menjadi 20 persen kemurnian, demikian Al Jazeera melaporkan.
Perang kata-kata terbaru terjadi pada hari yang sama ketika Iran mulai memperkaya uranium hingga 4,5 persen, melanggar batas yang ditentukan dalam perjanjian 2015 yang disegel di bawah mantan Presiden AS Barack Obama.
Wakil Presiden AS Mike Pence mengatakan, perjanjian internasional itu hanya menunda Iran untuk memperoleh senjata nuklir “kira-kira satu dekade”, dan memberikan miliaran bantuan ekonomi yang kemudian bisa digunakan Iran untuk melancarkan serangan “teroris”.
Baca Juga: Perundingan Putaran Kedua Iran-AS di Roma Akan Dimediasi oleh Menlu Oman
Pada konferensi organisasi pro-Israel di Washington pada Senin, Pence mengatakan, AS tidak akan pernah mengizinkan Iran memperoleh senjata nuklir.
“Iran harus memilih antara merawat rakyatnya atau terus mendanai proksi yang menyebarkan kekerasan dan terorisme ke seluruh wilayah dan menghembuskan kebencian yang membunuh terhadap Israel,” katanya.
Pence menambahkan, sanksi AS telah berhasil “memotong” kemampuan Iran untuk mendukung kelompok-kelompok bersenjata di Timur Tengah, tetapi ia juga menuduh Iran telah meningkatkan “aktivitas memfitnah dan kekerasan di wilayah itu” selama beberapa bulan terakhir.
Ketegangan di kawasan itu meningkat dalam beberapa pekan terakhir setelah tanker minyak diserang di dekat Selat Hormuz dan Iran menjatuhkan drone pengintai AS.
Baca Juga: Badan Nuklir IAEA Diminta Netral dalam Perundingan Teheran-Washington
Penembakan drone hampir menyebabkan serangan militer AS terhadap Iran. Namun, itu dibatalkan pada menit terakhir oleh Presiden AS Donald Trump. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ratusan Pemukim Ilegal Israel Serbu Masjid Al-Aqsa di Hari Kedua Paskah Yahudi