Ankara, MINA – Iran mengecam perilaku intimidasi AS atas kesepakatan nuklir. “setelah penarikan AS dari kesepakatan nuklir Iran maka kesepkatan akan berakhir karena perilaku intimidasi AS”, kata Abbas Araghchi, Wakil Menteri Lluar Negeri Iran, Selasa (1/5).
Berbicara di sebuah forum di Institute of Strategic Thinking (SDE) yang berbasis di Ankara, Abbas Araghchi mengatakan, Iran memberi cukup peluang bagi diplomasi dalam kesepakatan itu.
“Penarikan AS dari kesepakatan itu merupakan pelanggaran resolusi Dewan Keamanan PBB,” kata Abbas Araghchi kepada forum bertema “Iran, kawasan dan Perkembangan Internasional.”
Anadolu Agency melaporkan tahun lalu, Presiden AS Donald Trump menarik negaranya dari perjanjian nuklir 2015 antara Iran dan kelompok negara-negara P5 + 1 (lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB plus Jerman).
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Tak lama kemudian, Washington memberlakukan kembali sanksi ekonomi terhadap Iran yang menargetkan sektor energi dan perbankan negara itu.
Araghchi menekankan bahwa Iran telah mematuhi Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), yang umumnya dikenal sebagai kesepakatan nuklir Iran.
“Lebih buruk lagi, AS mengimbau negara-negara lain termasuk anggota Dewan Keamanan lainnya untuk melakukan hal yang sama dan melanggar resolusi Dewan Keamanan,” kata Araghchi.
Dalam perkembangan berikutnya, pada 8 April, pemerintah AS menyatakan Korps Pengawal Revolusi Islam Iran sebagai kelompok terorisg, dalam sebuah langkah yang menandai pertama kalinya sebuah lembaga pemerintah masuk daftar sebagai badan teroris.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Sementara itu mengomentari hubungan Turki-Iran, Araghchi menggarisbawahi bahwa kedua negara yang dekat satu sama lain sejak awal.
“Kedua negara memiliki posisi yang sangat mirip mengenai isyu-isyu kawasan kami dan di tingkat internasional. Hubungan bilateral kami bergerak sangat baik untuk kepentingan bersama kedua belah pihak,” lanjutnya.
Sementara itu, menyentuh perkembangan terakhir di Suriah, ia mengatakan keamanan di Suriah telah meningkat.
“Elemen-elemen teroris dan pasukan teroris sebagian besar dikalahkan di berbagai daerah berkat format Astana di Kazakhstan di mana Turki, Iran dan Rusia bekerja sama,” tambah Araghchi.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Proses Astana telah berhasil membawa gencatan senjata di Suriah sehingga tercipta zona de-eskalasi. (T/SR/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon