Teheran, MINA – Iran mengecam kelambanan Swedia mengakhiri penodaan berulang terhadap Al-Qur’an yang menghina umat Islam, dan mendesak Stockholm mengambil “langkah-langkah praktis”.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kan’ani mengatakan pada Ahad (1/10), kecaman lisan dan penolakan pejabat Swedia terkait tindakan asusila terhadap kitab suci umat Islam tidaklah cukup.
“Sayangnya, kita masih menyaksikan terulangnya penodaan terhadap kesucian Islam yang bertentangan dengan prinsip dasar hak asasi manusia,” kata Kan’ani.
Pernyataan tersebut muncul sehari setelah Salwan Momika, seorang pria Irak yang tinggal di Swedia, kembali berusaha membakar salinan Al-Qur’an di kota Malmo di bawah perlindungan ketat.
Baca Juga: Iran dan Arab Saudi Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan di Bawah Mediasi Tiongkok
“Tindakan-tindakan yang memicu kebencian yang menghina dan melanggar hak-hak dan nilai-nilai lebih dari dua miliar Muslim telah terjadi di tengah kehadiran pasif polisi Swedia,” katanya.
Tentu saja, tindakan seperti itu tidak akan pernah terhapus dari pikiran orang-orang yang mencari kebebasan di dunia,” tambahnya.
Kan’ani menegaskan, Swedia diharapkan untuk menanggapi secara bertanggung jawab tuntutan paling jelas dari umat Islam, dengan secara serius mematuhi prinsip-prinsip dasar hak asasi manusia.
“Swedia juga harus mencoba mempromosikan etika dan hidup berdampingan secara damai antar agama melalui langkah-langkah yang praktis dan efektif,” tambahnya. (T/R2/P1)
Baca Juga: Kemlu Yordania: Pengeboman Sekolah UNRWA Pelanggaran terhadap Hukum Internasional
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Parlemen Arab Minta Dunia Internasional Terus Beri Dukungan untuk Palestina