Teheran, MINA – Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyatakan pada hari Ahad (18/5) bahwa kesepakatan nuklir dengan Amerika Serikat dapat dicapai, asalkan Washington menghentikan kebijakan tekanan dan pemaksaannya terhadap Teheran.
Berbicara dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Oman Badr bin Hamad Al Busaidi, Pezeshkian menegaskan keterbukaan Iran terhadap diplomasi, tetapi menekankan bahwa kesepakatan apa pun harus berakar pada rasa saling menghormati. Almayadeen melaporkan.
“Kesepakatan dengan AS [mengenai program nuklir Iran] dapat dicapai, tetapi syarat mendasar diperlukan untuk ini: pihak AS harus berhenti memaksakan persyaratannya dan mengintimidasi Iran. Dalam keadaan apa pun kami tidak akan tunduk pada kekuatan,” katanya seperti dikutip oleh kantornya.
Pernyataan tersebut menggarisbawahi sikap lama Iran bahwa negosiasi dengan AS harus dilakukan tanpa ancaman atau persyaratan sepihak. Pernyataan Pezeshkian muncul di tengah diskusi yang sedang berlangsung mengenai kebangkitan atau perumusan ulang kesepakatan nuklir, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).
Baca Juga: Partai Netanyahu Ajukan RUU untuk Labeli Qatar sebagai ‘Pendukung Terorisme’
Di Forum Dialog Teheran 2025, Pezeshkian dengan tegas membela kebijakan nuklir damai Iran, dengan menegaskan hak negara tersebut untuk mengembangkan teknologi nuklir semata-mata untuk tujuan sipil.
Menanggapi tuduhan Barat, ia berkata, “Pihak lain terus mengklaim bahwa Iran sedang mengembangkan senjata nuklir. Itu hanyalah tuduhan yang tidak berdasar dan menghasut perang.”
“Bahkan Presiden AS berkata, ‘Kita harus memastikan Iran tidak memiliki senjata nuklir.’ Baiklah, biarkan mereka datang dan memverifikasi. Kami tidak menyembunyikan apa pun. Kami tidak sedang mengembangkan atau percaya pada pembuatan senjata nuklir,” tambahnya. []
Baca Juga: Inggris, Prancis, dan Kanada Keluarkan Peringatan Keras terhadap Serangan Israel di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)