Diyala, Irak, 28 Syawwal 1435/24 Agustus 2014 (MINA) – Ratusan tentara Iran mengambil bagian dalam operasi gabungan di Irak dengan pasukan Kurdi, Jumat (22/8), untuk merebut kembali sebuah kota yang dikuasai oleh kelompok militan Islamic State (IS/ISIL/ISIS).
Ini diyakini adalah pertama kalinya pasukan Iran terlibat langsung dalam pertempuran melawan kelompok-kelompok pejuang Sunni dalam skala itu.
Ratusan tentara melintasi perbatasan dalam sebuah operasi gabungan dengan pasukan Peshmerga Kurdi untuk merebut kembali Jalawla di provinsi Diyala, sumber resmi Kurdi dalam status anonimitas mengatakan kepada Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad.
Sumber mengatakan, pasukan Iran mundur kembali melintasi perbatasan pada Sabtu dini hari.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Namun Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Marzieh Afkham menepis laporan terkait kehadiran militer Iran di Irak.
Dia mengatakan Teheran telah mencermati perkembangan medan di Irak yang sensitif berkaitan dengan kerjasama dan komitmen internasional.
Jalawla yang terletak kurang dari 30 km dari perbatasan Iran, adalah titik strategis bagi Irak dan Iran.
“Sebelumnya sudah ada bantuan Iran berupa penasihat keamanan dan milisi yang didukung Iran, tetapi tampaknya ini kali pertama tentara terlibat,” lapor Jane Arraf Al Jazeera dari Erbil, ibukota wilayah otonomi Kurdi.
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
Para pejabat Kurdi mengatakan, pasukan mereka telah mengepung Jalawla, tapi sejauh ini tidak dapat maju karena adanya bom pinggir jalan yang ditempatkan pejuang ISIL.
Militan ISIL telah mengontrol sebagian besar wilayah Irak Utara dan sebagian Suriah. Amerika Serikat pada awal bulan telah melancarkan serangan udara membantu pasukan federal Irak dan Peshmerga guna menghentikan kemajuan kelompok ISIL.
Reza Marashi dari Dewan Amerika-Iran mengatakan kepada Al Jazeera, kelompok ISIL “menciptakan pertemanan yang aneh” antara beberapa negara yang selama ini bermusuhan.
“Pemerintahan di Irak, Kurdi, AS, Eropa, Iran, saat ini semuanya mencari tujuan dan stabilitas bersama karena kelompok Islamic State merupakan ancaman bagi setiap pemerintah,” ujar Marashi.
Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB
“Di Irak masa lalu adalah daerah di mana semua negara tersebut berperang satu sama lain, terang-terangan atau diam-diam. Hal ini sangat penting bahwa pemerintah Arab dan Barat tidak mengeluhkan keterlibatan Iran karena mereka memiliki tujuan yang sama.”
Marashi mengatakan bahwa Iran dan AS tidak akan berjuang bersama satu sama lain, tapi mungkin telah membagi tugas.
Dia juga mengatakan, Iran tidak mungkin meningkatkan kehadirannya secara besar-besaran di Irak. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)