Teheran, MINA – Rakyat Iran memberikan suara dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Parlemen ke-11 negara mereka, yang dipandang sebagai ujian bagi popularitas kubu reformis moderat Presiden Hassan Rouhani di saat politisi garis keras diperkirakan akan memperoleh keuntungan.
Pemilu Parlemen yang memperebutkan 290 kursi itu dilaksanakan di tengah meningkatnya ketegangan politik, pergumulan ekonomi, dan kekhawatiran rendahnya partisipasi. Momok infeksi virus corona yang telah menewaskan dua orang juga menambah ketidakpastian dalam proses pemilu.
Pemimpin Tertinggi Iran Ali Hosseini Khamenei memberikan suaranya di ibu kota Teheran, beberapa menit setelah pemilihan dibuka pada Jumat (21/2) pukul 8 pagi waktu setempat, demikian Al Jazeera melaporkan.
Dalam sebuah pidato setelah ia memberikan suaranya, Khamenei mengulangi seruannya kepada rakyat Iran untuk partisipasi dalam Pemilu “jika mereka tertarik pada kepentingan nasional negara.”
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Pemilih juga akan memilih pengganti untuk tujuh anggota Majelis Ahli yang telah meninggal. Majelis Ahli adalah sebuah badan yang bertanggung jawab untuk menunjuk Pemimpin Tertinggi.
Hampir 58 juta orang memenuhi syarat untuk memilih daftar calon yang dipilih sebelumnya yang mewakili lebih dari 250 partai terdaftar. Semua pemilih harus berusia lebih dari 18 tahun.
Sebanyak 55.000 tempat pemungutan suara telah didirikan di masjid-masjid di seluruh negeri. Lebih dari 7.000 kandidat yang bersaing, termasuk 666 wanita. (T/RI-1/RS3)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Mi’raj News Agency (MINA)