Teheran, MINA – Presiden Iran Hasan Rouhani, pada Ahad (6/5) memperingatkan Amerika Serikat (AS) agar tidak meninggalkan perjanjian nuklir yang ditandatangani antara Teheran dan enam kekuatan besar, menurut situs resminya.
Rouhani mengulangi penolakannya untuk menegosiasikan kesepakatan baru menggantikan Rencana Aksi Komprehensif Gabungan 2015, di mana Presiden Donald Trump telah berulang kali mengatakan akan menarik diri dari 12 Mei.
“Jika AS keluar dari JCPOA, akan segera menyesalinya,” kata Rouhani dalam pidato di Iran, The Asian Independent melaporkan.
“Kami tidak menyukai perang dan ketegangan, tetapi akan sangat membela hak kami. Kami telah memenuhi kewajiban kami dalam Rencana Aksi Komprehensif Gabungan,” tambahnya.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Rouhani menekankan, “komitmen” Iran pada kesepakatan itu telah diakui oleh masyarakat internasional, dengan pengecualian AS, Israel dan Arab Saudi.
Trump sedang berupaya memaksakan untuk menambahkan isi poin perjanjian sebagai alasan untuk mundur, seperti pembatasan pada kemampuan militer Iran, terutama sistem rudal balistik, serta dukungan Teheran untuk rezim Suriah dan kelompok Libanon Hizbullah, antara lain.
“Kami mengatakan kepada dunia, secara eksplisit bahwa kami tidak akan menegosiasikan senjata pertahanan kami dengan siapa pun,” kata Rouhani.
Iran akan memberantas terorisme di mana saja di kawasan ini dan tidak akan membiarkan ISIS lain terbentuk.
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia
JCPOA, yang ditandatangani antara Iran dan AS, Rusia, China, Perancis, Inggris dan Jerman, membatasi program atom Teheran sebagai pertukaran untuk mencabut sanksi internasional, tetapi tidak termasuk referensi apa pun terhadap senjata konvensional atau kebijakan luar negeri Republik Islam Iran. (T/B05/RS1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza