Teheran, MINA – Presiden Iran Hassan Rouhani pada Sabtu (15/8) menyebut Uni Emirat Arab (UEA) mengambil jalan yang salah dan memperingatkan akan mendapatkan perlakuan yang berbeda jika terus menjalin hubungan dengan Israel.
Dalam pidatonya di depan Pusat Nasional untuk Memerangi Corona pagi ini, Rouhani menggambarkan UEA sebagai “negara Islam dengan penduduknya yang religius dan terhormat.”
Namun, ia sangat menyayangkan para penguasanya mengambil jalan yang salah dengan ketundukkan mereka kepada Amerika dan entitas Zionis, dan berharap memberi keamanan serta menghidupkan kembali ekonomi mereka.
Rouhani menambahkan, Iran menolak dan mengutuk membangun hubungan apapun dengan Zionis dan menganggap tindakan UEA sebagai pengkhianatan terhadap Muslim, rakyat Palestina dan Yerusalem.
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
Rouhani mengungkapkan, Zionis akan mencaplok bagian lain tanah Palestina ke entitas pendudukan, memperluas permukiman Zionis, dan mereka juga terus melakukan kejahatan terhadap rakyat Palestina.
Rouhani juga mempertanyakan, mengapa perjanjian antara Emirates dan entitas Zionis diumumkan oleh pihak ketiga, Amerika? Mengapa mereka mengkhianati negara mereka dan rakyat mereka dan mengkhianati Muslim dan Arab agar seseorang di Washington mendapatkan suara?
Sementara itu, Sekretaris Jenderal kelompok “Hizbullah” Lebanon, Hassan Nasrallah, pada Jumat kemarin mengecam perjanjian untuk normalisasi hubungan antara UEA dan Israel.
Nasrallah menggambarkannya sebagai pengkhianatan terhadap Islam dan Arab, dan mengatakan bahwa itu adalah layanan kepada Presiden AS Donald Trump.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Nasrallah mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi, Trump mengumumkan perjanjian Emirat-Israel karena dia menginginkan pencapaian sebelum pemilihan AS.
Dia juga menambahkan, bahwa Trump berharap beberapa negara Arab mengikuti contoh UEA untuk menyenangkan Washington. (T/B04/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah