Teheran, MINA – Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) mengumumkan penyitaan sebuah kapal tanker minyak yang menuju Singapura, menuduh kapal tersebut membawa kargo ilegal dan mengalihkan lajurnya ke perairan Iran, memicu kekhawatiran atas eskalasi ketegangan maritim di Teluk.
Pasukan IRGC menyatakan telah mencegat kapal tanker berbendera Kepulauan Marshall, bernama Talara, yang sedang berlayar menuju Singapura. Menurut pernyataan resmi, kapal itu dialihkan ke wilayah perairan Iran setelah dinyatakan melanggar aturan pelayaran. Press TV melaporkan.
IRGC menyebut bahwa penyitaan didasarkan atas izin yudisial, dan pemeriksaan dokumen menunjukkan adanya dugaan “muatan ilegal” di kapal tersebut. Namun, pihak militer Iran tidak merinci jenis pelanggaran maupun kargo secara rinci.
Tekanan internasional muncul setelah Columbia Shipmanagement, perusahaan pengelola Talara, menyatakan telah kehilangan kontak dengan kapal sejak Jumat pagi di sekitar 20 mil laut dari pantai Khor Fakkan, Uni Emirat Arab.
Baca Juga: Maduro Ajak Negara-negara Amerika Bangun Solidaritas Lawan AS
Menurut keterangan sumber maritim, kapal tersebut membawa sekitar 30.000 ton produk petrokimia saat disita.
IRGC mengklaim bahwa dokumentasi terkait muatan dan legalitas pengangkutan telah diperiksa secara menyeluruh sebelum tindakan diambil.
Sementara itu, pejabat keamanan AS memantau insiden ini dan menyebut bahwa operasi penyitaan oleh Iran cukup mengejutkan, karena menurut mereka, Teheran belum melakukan tindakan semacam ini dalam beberapa bulan terakhir.
Latar belakang aksi ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan maritim di Selat Hormuz — jalur strategis pengiriman minyak dunia. Iran dalam beberapa tahun terakhir kerap melakukan penyitaan kapal komersial, dengan alasan dugaan pelanggaran maritim.
Baca Juga: Uni Eropa Siap Beri Pelatihan Kepada Polisi Gaza
Analisis pengamat internasional menyebut bahwa penyitaan ini bisa menjadi sinyal tindakan tegas Iran untuk memperkuat kontrol atas jalur laut strategis, sekaligus melindungi kepentingan nasional di tengah gejolak politik regional. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Indonesia Cetak Sejarah, Bahasa dan Budaya Nusantara Menggema di Sidang UNESCO
















Mina Indonesia
Mina Arabic