Teheran, MINA – Pihak berwenang Iran menangkap puluhan perwira intelijen senior dan pejabat militer, di tengah penyelidikan atas terbunuhnya Ismail Haniyeh.
Mengutip beberapa sumber, staf pekerja di wisma tamu yang dikelola militer di Teheran, tempat Haniyeh terbunuh, juga ikut ditangkap. Al Arabiya melaporkan, Sabtu (3/8).
Unit Intelijen Khusus Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran telah mengambil alih penyelidikan tersebut, menurut sumber New York Times.
Pembunuhan tamu negara itu memberikan pukulan telak bagi aparat keamanan Iran, mengungkap kerentanan dan menunjukkan penyusupan intelijen asing, kata para pengamat kepada Al Arabiya.
Baca Juga: ICC Perintahkan Tangkap Netanyahu, Yordania: Siap Laksanakan
Meskipun Israel belum mengeklaim bertanggung jawab atas pembunuhan Haniyeh, dan pejabat AS mengatakan bahwa mereka tidak terlibat, Israel diduga berada di balik pembunuhan itu.
Beberapa laporan, termasuk dari Hamas dan media Iran, menyatakan Haniyeh terbunuh oleh serangan rudal. Laporan lain menunjukkan bahwa sebuah bom yang diselundupkan ke fasilitas yang aman itu menyebabkan kematiannya.
Unit Khusus IRGC juga menyita perangkat elektronik, termasuk telepon pribadi mereka yang ditangkap.
Rekaman CCTV juga sudah dipindai secara menyeluruh, daftar tamu diperiksa, dan memeriksa personel sehari-hari.
Baca Juga: Iran dan Arab Saudi Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan di Bawah Mediasi Tiongkok
Sekelompok penyelidik lainnya dilaporkan sedang meneliti rekaman dari bandara internasional dan domestik Iran, memindai daftar kedatangan dan keberangkatan serta rekaman CCTV.
Seorang anggota IRGC mengatakan kepada NYT bahwa protokol keamanan telah berubah, personel keamanan yang menjaga pejabat senior telah ditukar, dan peralatan elektronik seperti telepon juga telah diganti.
Iran, Houthi Yaman, dan Hamas, telah bersumpah untuk membalas dendam terhadap Israel atas pembunuhan tersebut, yang mengakibatkan situasi menegang di Kawasan.
Sementara itu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin memerintahkan pengerahan jet tempur tambahan beserta kapal penjelajah dan kapal perusak ke Eropa dan Timur Tengah sebagai tanggapan atas ancaman baru-baru ini.
Baca Juga: Kemlu Yordania: Pengeboman Sekolah UNRWA Pelanggaran terhadap Hukum Internasional
Pentagon juga mengambil langkah-langkah untuk bersiap mengerahkan sistem BMD berbasis darat tambahan.
Ada sekitar 30.000 tentara AS di Timur Tengah, dengan Al-Udeid di Qatar, sebagai pangkalan militer terbesar. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Parlemen Arab Minta Dunia Internasional Terus Beri Dukungan untuk Palestina