Iran, MINA – Iran menolak permintaan Presiden Perancis Emmanuel Macron untuk pembicaraan mengenai program rudal balistik Teheran, dengan mengatakan kesepakatan nuklir yang ditandatangani dengan negara-negara besar pada 2015 “tidak dapat dinegosiasikan”.
Macron, saat berkunjung ke Dubai pada hari Kamis, mengatakan bahwa dia “sangat prihatin” dengan program rudal Teheran setelah Arab Saudi mengklaim telah mencegat sebuah rudal yang ditembakkan dari Yaman bulan lalu.
Mengacu pada klaim Saudi, Presiden Perancis itu telah mengemukakan kemungkinan-kemungkinan sanksi terkait dengan hal tersebut. Demikian Al-Jazeera yang dikutip MINA.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Bahram Qassemi mengatakan bahwa program rudalnya bersifat defensif dan tidak terkait dengan kesepakatan nuklir yang membatasi aktivitas nuklir Iran dengan imbalan bantuan sanksi.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
“Perancis sepenuhnya menyadari posisi tegas negara kita bahwa urusan pertahanan Iran tidak dapat dinegosiasikan,” kata Qassemi, yang juga mengesampingkan kemungkinan adanya perundingan.
Presiden AS Donald Trump, mengajukan peninjauan kembali kesepakatan dengan Iran tersebut bulan lalu dan mengusulkan memberi sanksi terhadap Korps Pengawal Revolusioner Iran yang kuat. Nasib kesepakatan tersebut telah diteruskan pada Kongres AS, yang memiliki waktu 60 hari apakah akan mengajukan kembali sanksi pada Iran atau tidak. (T/RS3/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah