Teheran, 19 Jumadil Akhir 1436/8 April 2015 (MINA) – Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan, Turki dan Iran menyepakati perlunya solusi politik untuk mengakhiri perang di Yaman.
“Kami berbicara tentang Irak, Suriah, Palestina. Kami berdiskusi panjang tentang Yaman,” kata Rouhani dalam konferensi pers bersama yang disiarkan oleh televisi pemerintah, setelah melakukan pembicaraan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Selasa (7/4).
“Kami berdua berpikir, perang dan pertumpahan darah harus berhenti di daerah ini segera, gencatan senjata lengkap harus dibangun dan serangan harus berhenti,” kata Rouhani, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan.
Sementara Presiden Turki tidak membuat komentar tentang Yaman. Erdogan hanya berbicara panjang lebar tentang hubungan bilateral dengan Iran, sebelumnya Turki mendukung pemboman udara di Yaman yang dimulai pada 26 Maret.
Baca Juga: KBRI Damaskus Evakuasi 37 WNI dari Suriah
Rouhani mengatakan, dia berharap kedua negara dengan bantuan negara-negara lain di kawasan Arab akan memberikan kontribusi untuk “perdamaian, stabilitas, pemerintahan yang lebih luas serta dialog” antara orang Yaman.
“Kami setuju pada kenyataannya, ketidakstabilan, ketidakamanan dan perang harus berhenti di seluruh wilayah,” katanya.
Pada akhir Maret lalu, Erdogan mengecam “dominasi” Iran di Yaman dan menyeru Teheran untuk “menarik semua pasukannya dari Yaman, Suriah dan Irak”.
Kecaman itu mendapat respon Menteri Luar Negeri Iran Mohammed Javad Zarif dengan menuduh pemerintah Ankara mengobarkan ketidakstabilan di Timur Tengah.
Baca Juga: Jejak Masjid Umayyah di Damaskus Tempat al-Jawlani Sampaikan Pidato Kemenangan
Erdogan yang merupakan mantan sekutu dekat Presiden Suriah Bashar Al-Assad, mendukung pemberontakan di Suriah yang memerangi pemerintahan Assad. Sedangkan Teheran mendukung pemerintah Suriah.
Beberapa menteri menemani Erdogan dalam kunjungannya yang juga bertemu pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei selama kunjungan satu harinya. (T/P001/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Pemerintahan Transisi Suriah Dipercayakan kepada Mohamed Al-Bashir