Irfan Junaidi: Zionis Gigih Upayakan Indonesia Dukung Legitimasi Israel

Jakarta, MINA – Zionis Israel cukup gigih berupaya lakukan pendekatan ke perorangan, media maupun tokoh di Indonesia untuk mendukung legitimasi Israel sebagai negara yang sah.

Hal ini diungkapkan Pemimpin Redaksi Republika, Irfan Junaidi pada Zoom Meeting dengan , di Jakarta, Sabtu (19/6).

“Israel cukup gigih man to man marking, mendekati orang-orang yang punya fungsi dan pengaruh di Indonesia untuk menyebarkan propaganda bahwa Israel adalah negara yang sah,” katanya.

Lebih lanjut Irfan mengungkapkan, fakta pada perang-perang sebelumnya, semangat dukungan yang diberikan masyarakat kita hampir tidak ada penentangan, bahkan pemberitaan media-media juga sangat menguntungkan Palestina.

“Pada perang kali ini, kita banyak melihat narasi orang yang menyalahkan orang atau kelompok yang mendukung Palestina. Dinarasikan bahwa Israel hanya merespon serangan dari perlawanan, padahal sebaliknya. Bahkan Di Sorong, Papua ada pawai bawa bendera Israel dan di Manado sel-sel mereka mulai bergeliat,” ungkapnya.

Irfan juga menceritakan bagaimana pada 2005, ada yang berupaya mendekatinya dengan menghubungi melalui sambungan telpon mengajak untuk melakukan kunjungan ke pendudukan Israel.

“Ada dari American Jews Community, minta saya berkunjung ke Israel. Dia bilang nggak usah nulis, dan meliput apapun, dan dia menjamin pasport aman tanpa ada jejak stempel Israel. Saya jawab tidak mungkin saya mau ke sana,” katanya.

Setahun kemudian lanjut Irfan, ada teman wartawan yang mengajak saya ke Singapura. “Dia ajak saya jalan-jalan ke Singapura, nanti kalau ada kesempatan kita bisa lanjut ke Tel Aviv, dan saya jawab tidak, belakangan diketahui komunitas Yahudi mengadakan kegiatan di Singapura,” ujarnya.

Tak kalah penting, katanya, dukungan media-media Barat, kompak dari hal yang sangat kecil. Salah satu contoh pada penyebutan istilah, mereka selalu bilang Palestinian, karena tidak mau mengakui Palestina sebagai negara. Mereka juga sebut Palestinian autority, bukan government of Palestine.

“Selain itu, mereka selalu bilang ada serangan dari Palestina yang picu mereka serang balik, padahal faktanya justru sebaliknya,” katanya.

Karenanya Irfan mengajak AWG untuk terus melakukan pendekatan pada key person, perorangan yang punya pengaruh. “Kita perlu tahu orang mana yang perlu didekati, bisa diajak dialog. Nggak perlu banyak biaya, dan ini bisa kita lakukan,” katanya.

Irfan dalam akhir penyampaiannya menegaskan langkah kecil tapi lebih strategis dan masif akan ada hasilnya.

“Saya share ini bukan untuk timbulkan pesimisme tapi optimisme, masih banyak pekerjaan umat besar yang harus kita selesaikan bersama. Jangan pesimis, kalau melihat peperangan Rasulullah tidak ada ceritanya pasukan banyak dan resource banyak, semua serba sedikit. Itu bukan ukuran kemenangan. Betul dari sisi kekuatan tidak sekuat dan sebesar mereka, tapi niat untuk menegakkan kalimat Allah menjadi kekuatan, semoga hasilnya akan seperti apa yang dicapai oleh Rasulullah dan sahabat (kemenangan),” tegasnya.

Sementara Ketua Presidium AWG, M. Anshorullah pada kesempatan yang sama menanggapi masukan dari Irfan menegaskan agar selalu waspada terhadap narasi yang terus dibangun Zionis Israel sehingga seolah menjadi realitas.

“Kita ditantang untuk antisipasi munculnya narasi yang mendukung framing dan agenda setting yang menguntungkan Zionis, maka kita harus bangun framing sendiri, bangun narasi sendiri melawan framing dan agenda setting mereka. Dan akan terus menerus kita gaungkan sehingga menjadi firehose,” ujarnya.

Agenda setting AWG menurut Anshorullah adalah pembebasan Masjid Al-Aqsha dan terbebasnya Palestina. Framing yang dibangun, di kalangan umat Islam harus disampaikan masjid Al-Aqsha milik umat Islam, kiblat pertama umat Islam, karenanya semua muslimin di muka bumi bertanggung jawab terhadapnya.

“Kita berharap terbentuk kerangka berfikirnya bahwa Al-Aqsha adalah punya kita dan bertanggung jawab membebaskannya. Kedua, mendukung palestina merdeka adalah alasan kemanusiaan, amanah konstitusi, amanah histori ketika Indonesia dijajah dan Palestina mendukung kita merdeka, panggilan ini yang membuat kita dukung Palestina, bukan kebencian sektarian kepada Yahudi, dan bukan semata alasan agama,” katanya. (L/B03/P2).

Mi’raj News Agency (MINA).

Wartawan: hadist

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.