Raqqa, Suriah, 5 Ramadhan 1435/3 Juli 2014 (MINA) – Kelompok Negara Islam Suriah dan Levant (ISIL) memerintahkan warga kota melalui mimbar-mimbar masjid di kota Madaan (70Km sebelah timur kota Raqqa) untuk mengirimkan anak-anak mereka ke kamp di Raqqa guna mengikuti pendidikan Islam”.
Seorang wanita warga Raqqa, Suriah, dengan status anonim karena takut dengan aksi-aksi gerakan militan tersebut mengakui adanya seruan untuk mengirim anak-anaknya (7 dan 14 tahun) ke kamp-kamp mereka.
“Mereka mengatakan akan memberi anak-anak kami makan dan mengancam hukuman jika kami menyembunyikan anak-anak kami atau mengirim mereka keluar dari provinsi Raqqa,” katanya.
“Kelompok (Negara Islam) mendirikan banyak pos pemeriksaan di akses Madaan, terutama di jalan-jalan yang mengarah ke provinsi Deir Az-Zor untuk mencegah anak-anak melarikan diri. Mereka menekankan bahwa kegiatan kamp akan diselenggarakan hanya selama Ramadhan,” katanya kepada ARA News di telepon sebagaimana yang dikutip MINA, Kamis.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Berbicara kepada ARA News dari Raqqa, aktivis sipil Oum Suher mengkonfirmasi informasi tentang apa yang disebut “Kamp Ramadhan”.
“Harus ada alasan di balik upaya kelompok itu untuk merekrut anak-anak berusia 7-14 tahun. Mereka mencoba untuk mencuci otak anak-anak kami dan menyediakan mereka dengan beberapa ajaran Islam yang ketat untuk mengikuti kelompok tersebut, ” kata Suher.
Menurut Suher, ISIL bertujuan untuk merekrut anak-anak serta mendesak mereka untuk menjadi “pejuang” dan melakukan operasi bunuh diri di wilayah pemukiman.
“Saya takut tindakan kelompok yang tak bermoral terhadap anak-anak, khususnya para anggotanya yang berasal dari kebangsaan yang berbeda,” kata Suher.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
ISIL yang menamakan dirinya gerakan Negara Islam dituduh “merekrut anak-anak di bawah umur” serta “mengeksploitasi anak-anak dalam operasi Jihadi bunuh diri”. (T/P09/EO2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata