Erbil, Irak, 27 Rabi’ul Awwal 1436/18 Januari 2015 (MINA) – Kelompok pejuang Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah membebaskan sekitar 200 warga Yazidi dari Irak Utara, sebagian besar orang tua yang sebelumnya telah ditahan selama berbulan-bulan.
Penganut Yazidi itu dibebaskan di kota Kirkuk pada Sabtu (17/1) dan bertemu dengan pasukan Peshmerga Kurdi yang kemudian membawa mereka ke pusat kesehatan di Altun Kopri, di jalan menuju ibukota wilayah Kurdi, Erbil.
Anggota Peshmerga Sihamee Omar mengatakan kepada Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), sebagian besar dari mereka berusia di atas 50 tahun dan telah ditahan selama hampir lima bulan oleh ISIS.
Mereka dipindahkan dalam konvoi pada Ahad ke sebuah kamp di Dohuk, di mana mereka akan bersatu kembali dengan keluarganya.
Baca Juga: Sempat Dilaporkan Hilang, Rabi Yahudi Ditemukan Tewas di UEA
“Orang-orang ini telah ditahan di Mosul,” kata Khodr Domli, seorang aktivis HAM Yazidi terkemuka kepada kantor berita AFP di Puskesmas.
“Beberapa terluka, beberapa menderita cacat dan banyak yang menderita masalah mental dan psikologis,” katanya.
Mohammed Adow Al Jazeera melaporkan dari Erbil, kondisi pembebasan tidak jelas.
“Apa yang kita tahu adalah ribuan Yazidi, terutama anak perempuan, tetap berada di tangan pejuang ISIS,” lapor Adow.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Nasou Afdel, yang ayahnya dibebaskan, mengatakan kepada Al Jazeera, ibu dan dua saudara perempuannya masih hilang.
Beberapa bayi dengan penyakit serius ada di antara mereka yang dibebaskan.
Puluhan dokter dan perawat Kurdi memberikan perawatan darurat di Puskesmas Altun Kopri.
Seorang pria tua berbicara kepada wartawan, ia hidup dalam ketakutan di penampungan.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
ISIS melakukan serangan pada Juni tahun lalu ke Mosul. Ribuan warga Yazidi tewas atau ditangkap.
Mereka yang bisa menyelamatkan diri lari ke wilayah otonom Kurdistan, di mana banyak yang tinggal di kamp-kamp bersama dengan agama dan etnis minoritas lainnya, termasuk Muslim Sunni yang tergeser oleh ISIS.
Para pejabat mengatakan kepada AFP, ini adalah pembebasan massal terbesar, di mana mereka tidak ada koordinasi dengan ISIS.
“IS (ISIS) harus memutuskan, mereka tidak bisa lagi memberi makan dan merawat mereka. Mereka adalah beban,” kata aktivis HAM Domli. (T/P001/R11)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)