Mosul, 20 Muharram 1438/21 Oktober 2016 (MINA) – Militan kelompok Islamic State (ISIS/Daesh) memberikan perlawanan sengit di kota Mosul, saat pasukan Irak maju dengan serangan ofensik ketiga.
ISIS melancarkan gelombang serangan bom bunuh diri dengan kendaraan dan memasang ranjau di daerah yang ditinggalkannya.
Pemerintah Irak mengatakan pada Kamis (20/10) tentaranya maju dari selatan dan timur, sementara pasukan Peshmerga Kurdi bergerak dari utara dan timur di kota terbesar kedua di Irak itu. Demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip MINA.
Sementara itu, helikopter serang memberondong posisi ISIS di saat pasukan khusus Irak memasuki kota Bartella, 15km arah timur dari pinggiran Mosul.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Mayor Jenderal Fadhil Barwari mengatakan, ISIS memiliki beberapa pertahanan di kota yang hampir benar-benar kosong dari warga sipil.
“Mereka hanya meninggalkan beberapa penembak jitu dan bom mobil bunuh diri,” katanya.
Letnan Kolonel Muntadhar Al-Shimmari mengatakan kepada kantor berita Associated Press, ISIS melancarkan setidaknya sembilan mobil bunuh diri dan truk bom terhadap pasukan Irak. Delapan di antaranya hancur sebelum mencapai target, sementara mobil kesembilan menabrak Humvee lapis baja.
Di sekitar Mosul, pasukan Irak bisa mendapatkan keuntungan dari penggunaan kekuatan udara dan artileri. Tapi pertempuran akan berbeda setelah mereka memasuki kota yang banyak terdapat konsentrasi warga sipil.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Serangan itu merupakan operasi terbesar yang diluncurkan oleh pasukan Irak sejak invasi 2003 pimpinan Amerika Serikat.
Puluhan ribu tentara diterjunkan, sementara diduga ada hampir 6.000 pejuang ISIS di dan sekitar Mosul.
Diyakini ada 1,5 juta orang tetap berada di dalam kota. PBB memperingatkan bahwa sebanyak satu juta orang bisa menyelamatkan diri dalam beberapa hari mendatang, yang kemungkinan akan menciptakan krisis kemanusiaan yang serius. (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata