Palmyra, Suriah, 20 Dzulhijjah 1435/5 Oktober 2015 (MINA) – Militan Negara Islam (ISIS) kembali ledakan monumen bersejarah di kota kuno Palmyra, The Arch of Triumph, yang didirikan sekitar 2000 tahun yang lalu.
Sebelumnya, ISIS telah menghancurkan dua kuil kuno yang menurut UNESCO adalah salah satu pusat kebudayaan masa lalu yang paling penting.
“The Arch of Triumph telah hancur lebur. ISIS yang melakukan itu,” tutur Mohammad Hassan al-Homsi, salah satu aktivis pelindung Palmyra seperti dikutip dari channelnewsasia, dan diberitakan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin (5/10).
Observatorium Suriah yang berbasis di London, sebuah kelompok aktivis pemantauan konflik, jga mengkonfirmasi kehancuran The Arch of Triumph itu.
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
Sementara, Kepala Purbakala Suriah, Maamoun Abdulkarim juga melaporkan hal yang sama. Ia mengatakan bahwa ISIS telah mencengkramkan angkaranya atas Palmyra. “Kota itu sudah hancur lebur,” ujar Abdulkarim.
Dirjen UNESCO, Irina Bokova menegaskan bahwa perusakan situs kuno itu juga merupakan kejahatan perang. Badan Perlindungan Purbakala milik PBB itu meminta seluruh komunitas internasional untuk mengecam tindakan ISIS yang “ingin menghapus sejarah dan identitas Suriah”, lewat penghancuran kompleks situs kuno Palmyra.
Bulan Agustus lalu, ISIS menghancurkan Kuil Baalshamin salah satu kota kuno dengan arsitektur terbaik- yang diketahui dibangun 2.000 tahun lalu.
Kota Palmyra merupakan kota penting dalam sejarah Timur Tengah. Sejak awal abad pertama hingga ketiga Masehi, kota ini berkembang di bawah pemerintahan Romawi, sampai kemudian membentuk kekaisaran sendiri yang terbentang dari Turki hingga Mesir.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Palmyra dianggap menjadi pencapaian penting dalam peradaban kuno Timur Tengah, karena dibangun berbeda dengan gaya kota kekaisaran Romawi lainnya.
Seperti Venesia, kota ini menjadi pangkalan bagi jaringan perdagangan. Hanya saja, Palmyra adalah padang pasir, dan kapal di sana adalah unta.
Barulah sebagian kecil peninggalan arkeologi dari situs kota ini yang telah digali. Sebagian besar peninggalan arkeologi masih terbenam di bawah tanah, dan terlalu rapuh untuk digali. (T/anj/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina