Baghdad, 18 Muharram1438/19 Oktober 2016 (MINA) – Pejabat Pentagon mengungkapkan kelompok teroris Daesh (ISIS) melarang warga sipil meninggalkan Kota Mosul pada Selasa (18/10) kemarin dan menggunakan mereka sebagai perisai manusia.
Operasi pertempuran merebut kembali kota terbesar kedua di Irak itu dari tangan ISIS memasuki hari kedua. Pasukan Irak dan sayap militer Kurdi (Peshmerga), dengan bantuan serangan udara koalisi pimpinan Amerika Serikat, termasuk Turki, meraih sejumlah kemajuan.
“Tentunya, kami tahu mereka (warga sipil) sedang dijadikan sebagai perisai manusia,” kata juru bicara Pentagon Kapten Angkatan Laut Jeff Davis, kepada wartawan, sebagaimana Arab News melaporkannya, Rabu (19/10), yang dikutip MINA.
“Mereka ditahan di sana berlawanan dengan kehendak mereka. Kami belum melihat adanya perubahan dalam sehari terakhir ini mengenai adanya warga yang meninggalkan atau melarikan diri (dari Mosul),” tambahnya.
Baca Juga: Jejak Masjid Umayyah di Damaskus Tempat al-Jawlani Sampaikan Pidato Kemenangan
Saat ini, operasi militer sebagian besar dilancarkan di desa-desa yang mengelilingi Kota Mosul, basis pertahanan terakhir ISIS di negara itu.
Presiden Barack Obama telah memperingatkan akan potensi arus perpindahan warga dalam jumlah besar sebagai dampak dari operasi mengambil alih Mosul. Namun ia mengklaim PBB dan kelompok bantuan lain sudah siap memberikan respon.
“Kami telah menyusun rencana dan infrastruktur untuk menangani potensi krisis kemanusiaan yang disesuaikan dengan jangkauan rencana militer ini,” kata Obama.
Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan, sekitar 200.000 orang diperkirakan akan mengungsi di pekan pertama operasi merebut Kota Mosul, dan bisa meningkat satu juta jiwa di bawah skenario terburuk.
Baca Juga: Pemerintahan Transisi Suriah Dipercayakan kepada Mohamed Al-Bashir
“Tapi seperti yang Anda lihat tidak ada eksodus massal warga sipil, dan itu karena mereka sedang ditahan secara paksa di sana (Mosul),” ujar Davis.
Sementara itu Perdana Menteri Turki Binali Yildirim mengonfirmasi pada Selasa bahwa Angkatan Udara Ankara telah terlibat dalam serangan udara koalisi di kota Mosul, sebagai bagian dari operasi yang didukung AS untuk menumpas ISIS. (T/P022/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)