Raqqa, MINA – Pasukan Demokratik Suriah (SDF) pimpinan Kurdi yang didukung oleh koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) sedang menyisir reruntuhan kota Raqqa di Suriah Utara. Mereka mencari korban selamat dan bom peninggalan kelompok Islamic State (ISIS) yang dipasang sebagai ranjau.
Pasukan SDF mengumumkan, Selasa, 17 Oktober 2017, penguasaan penuh kota Raqqa yang menjadi markas utama dan ibu kota de facto ISIS di Suriah. Kemenangan itu diraih setelah lebih empat bulan pertempuran.
Aliansi pejuang Kurdi dan Arab mengusir ISIS dari tempat pertahanan terakhirnya di dalam kota, yaitu di rumah sakit utama Raqqa dan stadion kota.
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa
Keesokan harinya setelah pengumuman kemenangan itu, pasukan SDF menembaki udara dan menari tarian tradisional Timur Tengah. Mereka menggelar musik di tengah keheningan kota yang suasananya justru menakutkan.
Banyak jalan masih tertutup dan akses ke rumah sakit diblokir sementara oleh SDF di saat tentara mereka bekerja membersihkan kota dari sisa-sisa ranjau yang ditinggalkan ISIS.
Tim SDF dikerahkan di sepanjang jalan-jalan, puing-puing untuk mencari persenjataan yang tidak meledak dan jebakan yang masih tersisa. Mereka pun memastikan tidak ada lagi sel tidur ISIS di Raqqa.
Juru Bicara SDF Mustefa Bali mengatakan, pasukannya akan mengumumkan bebas dan bersihnya kota Raqqa setelah selesai.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Petugas keamanan internal Kurdi mengimbau warga Raqqa yang telah melarikan diri dari kekuasaan dan hukum ISIS, agar tidak kembali sebelum kota terbebas dari ranjau ISIS. Sejumlah pejuang SDF juga berasal dari Raqqa.
Di bawah stadion, anggota SDF bernama Ahmad Al-Hassan menyusuri lorong oval yang berjejer dengan sel-sel darurat, tempat ISIS mengurung warga sipil yang dituduh melanggar peraturan ISIS.
“Di sinilah mereka mempermalukan kami,” katanya, di dekat ruangan tempat dia ditahan selama tujuh hari bersama 35 orang lainnya, setelah dia mencoba mencegah penangkapan istrinya karena menunjukkan wajahnya di depan umum dalam waktu singkat.
Dukungan Koalisi Pimpinan AS
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Koalisi pimpinan AS yang mendukung pasukan anti-ISIS di Irak dan Suriah mengatakan, ISIS telah kehilangan 87 persen wilayahnya yang mereka kuasai tiga tahun lalu.
Direbutnya Raqqa membuat ISIS kehilangan kekuasaannya di Suriah setelah pada Juli 2014 kelompok itu mengumumkan kota tersebut sebagai ibu kota “kekhalifahan”.
Brett McGurk, utusan Gedung Putih untuk koalisi multinasional, mengatakan di media sosial bahwa ISIS telah kehilangan 6.000 pejuangnya di Raqqa.
Raqqa adalah salah satu benteng B yang paling simbolik, yang merupakan inti dari operasi militer dan propaganda ISIS.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Beberapa serangan paling terkenal yang diklaim IS di negeri Barat, termasuk pembantaian tahun 2015 di Paris, diyakini direncanakan di Raqqa, yang mendapatkan julukan kota “pusat teror”.
Hancur Total
Clara Raqqa, seorang komandan wanita SDF, mengisahkan masa kecilnya di kota tersebut.
“Saya ingat masa kecil saya di sini, tahun remaja saya. Sekarang saya sangat senang karena kita telah mencapai masa kebebasan,” katanya.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Jamila Hami, seorang sukarelawan Bulan Sabit Merah Kurdi, mengatakan, pembangunan kembali infrastruktur medis kota akan menimbulkan tantangan besar.
“Ya, Raqqa sekarang dibebaskan, tapi fase berikutnya bagi kami akan lebih sulit dari yang telah berlalu,” katanya.
“Mereka mengatakan bahwa mereka ingin membangun kembali Raqqa. Membangun kembali apa?” kata Ismail Khalil, seorang pejuang SDF yang berasal dari Raqqa. “Bahkan dalam 20 tahun, kita tidak bisa membangun kembali. Kota ini hancur total.”
Sempat terdengar bahwa 400 orang pejuang ISIS yang diyakini masih tersisa di kota tersebut, bersiap melakukan perlawanan sampai titik darah penghabisan.
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Namun, sejak pengumuman pada Ahad, 15 Oktober, tentang fase akhir operasi, memberi sedikit petunjuk mengenai takdir mereka.
“Sebagian menyerah, yang lainnya tewas,” kata Talal Sello, Juru Bicara SDF, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Menurut organisasi pemantau Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), sebagian besar pejuang asing menyerah dan ditahan oleh badan intelijen Barat.
Sementara Kolonel Ryan Dillon, juru bicara koalisi pimpinan AS, mengatakan bahwa pejuang asing ISIS menyerah dan mereka berada dalam tahanan SDF. Ia membantah bahwa koalisi menahan tawanan dari ISIS. (A/RI-1)
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Sumber: The New Arab
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?