ISIS KLAIM LAKUKAN PEMBANTAIAN DI PANTAI WISATA TUNISIA

Mayat wisatawan asing ditutupi kain di pantai Sousse, Tunisia timur, setelah penembakan brutal anggota ISIS, Jumat 26 Juni 2015. (Foto: REUTERS/Amine Ben Aziza)
Mayat wisatawan asing ditutupi kain di pantai Sousse, timur, setelah penembakan brutal anggota , Jumat 26 Juni 2015. (Foto: REUTERS/Amine Ben Aziza)

London, 11 Ramadhan 1436/28 Juni 2015 (MINA) – yang dipastikan tewas dalam serangan penembakan di sebuah pantai wisata Tunisia meningkat menjadi 15 orang dan bisa bertambah, pejabat Kementerian Luar Negeri Inggris mengatakan Sabtu (27/6).

Setidaknya 38 orang tewas terbunuh dalam serangan terburuk dalam sejarah negara itu yang diklaim oleh kelompok Islamic State atau ISIS pada Sabtu, Al Arabiya yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis di Twitter, ISIS mengatakan, pria bersenjata yang mereka sebut bernama Abu Yahya Al-Kairouni, adalah “tentara kekhalifahan” dan sebagian besar dari mereka yang tewas adalah “warga negara aliansi tentara salib melawan negara kekhalifahan”.

“Saudara kami, prajurit dari kekhalifahan, Abu Yahya Al-Khairouni, mencapai sasarannya Imperial Hotel meskipun ada penjagaan keamanan,” kata pernyataan itu dengan menyebut hotel sebagai “rumah bordil” dan mengklaim menewaskan 40 “kafir”.

Perdana Menteri Tunisia Habib Essid mengatakan, Sabtu, kebanyakan dari mereka yang tewas dalam pembantaian itu warga Inggris.

“Mayoritas adalah warga Inggris,” katanya dalam konferensi pers. “Setelahnya warga Jerman, Belgia dan negara lainnya.”

Dikatakan ada juga warga Perancis terdapat di antara para korban.

Pelaku penembak yang menyerang resort pantai populer Pelabuhan Al Kantaoui, Sousse, Tunisia timur, juga ditembak mati oleh keamanan.

Serangan mematikan itu adalah yang terburuk bagi warga Inggris setelah pemboman London pada 7 Juli 2005.

Sebagai respon dalam memerangi kekerasan dari kelompok yang mengatasnamakan agama, Pemerintah Tunisia mengumumkan rencana sepekan ke depan akan menutup 80 masjid yang dituding berada di luar kontrol negara karena menghasut kekerasan, sebagai balasan setelah serangan hotel di pantai tersebut. (T/P001/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Comments: 0