Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ISIS Klaim Tanggung Jawab Serang Pipa Gas Alam Utama Suriah

Rudi Hendrik - Senin, 20 September 2021 - 09:33 WIB

Senin, 20 September 2021 - 09:33 WIB

5 Views

Damaskus, MINA – Kelompok Islamic State (ISIS) pada Sabtu (18/9) mengklaim serangan terhadap pipa gas alam utama di tenggara ibu kota Suriah, yang menyebabkan pemadaman listrik di kota dan daerah sekitarnya.

Pejuang ISIS “mampu menanam dan meledakkan bahan peledak di pipa gas yang memasok pabrik Tishreen dan Deir Ali,” kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.

Menteri Listrik Ghassan al-Zamel mengatakan dalam komentar yang disiarkan oleh kantor berita resmi SANA, stasiun Deir Ali di tenggara Damaskus menghasilkan setengah dari kebutuhan listrik Suriah, Nahar Net melaporkan.

Dia mengatakan, serangan terhadap pipa gas pada Jumat malam dengan alat peledak, menyebabkan stasiun itu berhenti beroperasi untuk sementara.

Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah

Pemadaman itu mempengaruhi beberapa stasiun lain, menyebabkan pemadaman di Damaskus, pinggirannya dan daerah lain, kata Zamel, sebelum listrik pulih sekitar tiga puluh menit kemudian.

Dia mengatakan pekerjaan pemeliharaan telah dimulai pada Sabtu, tetapi memperingatkan bahwa dilakukan penjatahan bergilir yang parah sampai pipa diperbaiki dan pembangkit listrik melanjutkan operasi normal.

Instalasi Deir Ali dan Tishreen tetap tidak berfungsi.

Apa yang disebut kekhalifahan kelompok ISIS di Suriah dinyatakan dikalahkan di dusun tepi sungai Baghouz pada 2019, menyusul serangan yang didukung AS.

Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama

Namun, kelompok itu terus melakukan serangan terhadap pasukan pemerintah Suriah dari tempat persembunyiannya, termasuk di gurun timur Suriah yang luas.

Infrastruktur gas dan minyak Suriah telah menjadi salah satu target militan dan kelompok pemberontak yang menentang rezim Presiden Bashar al-Assad.

Konflik Suriah sejak 2011 telah merusak jaringan listrik serta infrastruktur minyak dan gas di seluruh negeri.

Ladang minyak terbesar Suriah tetap berada di luar jangkauan pemerintah di timur laut yang dikuasai Kurdi, dan sanksi Barat telah menghambat impor bahan bakar dari luar negeri.

Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan

Warga Suriah di daerah yang dikuasai pemerintah harus menyesuaikan kehidupan mereka di rumah dan mengalami pemadaman listrik hingga 20 jam sehari. (T/RI-1/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: KBRI Damaskus Evakuasi 37 WNI dari Suriah

Rekomendasi untuk Anda