Amman, 8 Rabi’ul Akhir 1436/29 Januari 2015 (MINA) – Kelompok bersenjata Negara Islam atau ISIS merilis pesan pada Kamis (29/1), memperpanjang batas waktu pertukaran sandera pilot Yordania dengan wanita Irak yang ditahan di Amman sejak 2005.
Pesan berupa rekaman audio dalam bahasa Inggris itu mengatakan, pemerintah Yordania harus membawa pelaku teror bom ibukota Amman, Sajida Al-Rishawi, ke perbatasan Turki pada waktu matahari terbenam, Kamis, atau pilot Yordania Letnan Muath Al-Kaseasbeh akan dibunuh, Associated Press melaporkan.
Pada Rabu, pemerintah Yordania menyetujui permintaan ISIS untuk membebaskan Rishawi, Fox News yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Rekaman pesan itu didistribusikan di Twitter menggunakan akun yang berafiliasi dengan ISIS.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Namun Associated Press belum bisa secara independen memverifikasi isi rekaman tersebut.
Juga tidak jelas apakah sandera Jepang Kenji Goto akan dimasukkan dalam pertukaran tahanan atau ditinggalkan.
Juru bicara pemerintah Yordania Mohamed Al-Momni mengatakan Rabu, pemerintah siap membebaskan Rishawi yang dihukum karena terlibat dalam pemboman tiga hotel yang menewaskan 60 orang, jika Kaseasbeh dibebaskan tanpa cedera.
Menteri Luar Negeri Yordania Nasser Judeh kemudian menulis di akun Twitter-nya, pemerintah meminta bukti bahwa pilot masih hidup.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Ibu dari tahanan Yordania lainnya, Ziad Al-Karboli, mengatakan, keluarganya diberitahu oleh kelompok ISIS, anaknya juga ingin dibebaskan sebagai bagian dari pertukaran, tetapi tidak jelas apakah itu terkait dengan kesepakatan melibatkan sandera Jepang.
Karboli adalah pembantu mantan pemimpin Al-Qaeda di Irak, ia divonis hukuman mati pada tahun 2008 karena membunuh warga negara Yordania. (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata