Deir Ez-Zor, 1 Jumadil Akhir 1437/10 Maret 2016 (MINA) – Dalam sebuah video terbaru, kelompok Islamic State (ISIS/Daesh) pada Rabu (9/3) mengklaim bertanggung jawab atas eksekusi ratusan wartawan dan aktivis media Suriah.
Al-Khair Media Center di Provinsi Deir ez-Zor, timur Suriah, merilis sebuah film pendek yang mendokumentasikan pengeksekusian lebih dari 100 pekerja media Suriah di tangan ISIS.
Al-Khair adalah pusat media yang berhubungan dengan ISIS, demikian ARA News memberitakannya yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Video menunjukkan cuplikan wartawan dan aktivis media yang telah dibunuh oleh ISIS selama dua tahun terakhir di Suriah, sementara sebagian lainnya ada yang ditembak mati di Turki, negara tempat sebagian besar wartawan Suriah berbasis.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Melalui video propaganda terbaru itu, ISIS mencoba menunjukkan bahwa wartawan dan aktivis media Suriah adalah mata-mata untuk pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat di daerah yang dikuasai oleh ISIS.
Lebih lanjut video itu memberi pesan mengancam. ISIS menyatakan akan mengejar dan membunuh semua pekerja media yang melaporkan informasi tentang kejadian sehari-hari di wilayahnya.
Di antara korban adalah beberapa wartawan terkemuka lokal dan pembuat film, seperti Naji al-Jarf yang dibunuh oleh anggota ISIS di kota selatan Turki Gaziantep pada Desember 2015. Jerf yang juga seorang kepala editor majalah Hentah Suriah, dikenal sebagai pembuat film dokumenter yang memusuhi kelompok itu dan ia adalah anggota dari kelompok media anti-ISIS.
Wartawan Suriah terkemuka lainnya yang dieksekusi oleh ISIS adalah Ahmed Al-Mussa, Faris Hammadah, dan Ibrahim Abdulqadir.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
“Pekerja media adalah target utama bagi jihadis ISIS. Kelompok ini percaya bahwa wartawan independen biasanya bekerja untuk beberapa pihak yang bermusuhan, terutama koalisi Barat,” kata seorang aktivis hak-hak sipil di Deir ez-Zor kepada ARA News, berbicara dengan syarat tidak mau disebutkan identitasnya.
Menurut sumber itu, bekerja sebagai aktivis media di wilayah yang dikuasai ISIS adalah “bunuh diri”.
“Namun, tanpa para aktivis pemberani dunia, tidak akan ada akses informasi tentang kekejaman harian di tangan militan ISIS terhadap warga sipil,” katanya. (T/P001/R05)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)