Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Iskada Aceh Gelar Refleksi Awal Tahun

Rana Setiawan Editor : Widi Kusnadi - 12 jam yang lalu

12 jam yang lalu

6 Views

(Foto: Humas Iskada)

Banda Aceh, MINA – Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Siswa Kader Dakwah (Iskada) Aceh menggelar refleksi awal tahun 2025 menyoroti berbagai problematika dakwah kekinian dan kedisinian di Banda Aceh, Sabtu (4/1).

Hadir sebagai narasumber utama, Drs Tgk Baharuddin AR, MS.i yang merupakan akademisi UIN Ar Raniry dan juga aktivis senior di Aceh.

Dalam pemaparannya Tgk Baharuddin menceritakan perjuangan dakwah Nabi Besar Muhammad SAW yang tak kenal lelah hingga menjadi spirit dan keteladanan bagi para Sahabat. Sehingga melahirkan generasi umat terbaik masa itu.

“Bagaimana Sayyidina Ali Abi Thalib menjadi sahabat terpilih di masanya. Rela segalanya untuk Nabi,” sebut Tgk Baha Buloh tersebut.

Baca Juga: Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Berpotensi Hujan Ringan

Maka dari itu menurutnya dakwah itu kerja besar dan dibutuhkan pengorbanan, konsestasi dan juga kesetiaan. “Tantangan zaman sekarang sangat berat. Kerusakan terjadi dimana mana, kita butuh orang orang setia untuk berdakwah. Bukan justru orang yang melemahkan dakwah dan gerakan dakwah itu sendiri” pungkas Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) DPP Iskada.

Sebagai pemantik Diskusi hadir, Dr Muhammad Syukur Hasbi, alumni Iran. Muhammad Syukur mengajak pentingnya kita terus belajar pengetahuan dan kajian keislaman serta pengetahuan. “Seorang dai itu harus siap lahir dan batin. Makanan rohani adalah pengetahuan, terus belajar ilmu dan beramal,” katanya.

Dalam bidang birokrasi dan pemerintahan, Prof Syarif mengomentari pentingnya kita bekerjasama dan bersinergi dalam kerja kerja dakwah kedepan. “Sangat perlu kita saling menghargai dan menghormati serta jangan suka menghakimi” pintasnya.

Refleksi ini selain dihadiri para Pengurus DPW Iskada Banda Aceh dan Aceh Besar, namun juga ikut serta para kader Iskada dari Sabang, Biereun, Singkil, Gayo Lues, Aceh Utara, Aceh Jaya, Pulo Aceh, Pidie Jaya, Aceh Selatan hingga Aceh Tenggara.

Baca Juga: Pesantren Al Fatah Siap Sambut Ujian Nasional

Ustadzah Mimi Hafidzah dari Sabang menyoroti soal pelaksanaan Syariat Islam dan syiar dakwah yang kian melemah.

“Sangat kita sayangkan, sekarang pelanggaran syariat terjadi di depan mata kita. Banyak anak ABG Kita di cafe cafe sampai tengah malam berpacaran, ada yang hisap vipe (rokok) lagi,” ujarnyà dengan miris.

“Selain itu, angka HIV di Aceh juga cukup tinggi, belum lagi narkoba, kasus kekerasan seksual, maupun LGBT. Ini sangat meresahkan” sebut Mimi yang juga seorang guru SMA.

Untuk itu, Ustadzah Syahrati yang datang dari Biereun menyebut perlunya komitmen pemerintah dan kita semua pemangku kebijakan untuk mengambil peran.

Baca Juga: Gunung Semeru Erupsi Beberapa Kali pada Sabtu Malam  

“Sekarang jangan salahkan anak-anak muda kita, tapi bagaimana pemerintah membuat kebijakan, regulasinya. Di situ kuncinya,” ujar penyuluh Kemenag tersebut.

Kegiatan refleksi ini juga dihadiri para pemuda milenial yang mengharapkan suatu formulasi dakwah yang menyasar milenial atau generasi Z.

“Sekarang kita ngajak rapat sajà tak mudah, lebih enak ngajak ngopi,” kata Ayya Rizķa, Keputrian Dewan Pengurus Iskada.

Kegiatàn Refleksi awal tahun ditutup Ustaz Muliadi A Karim, Direktur LPTQ Iskada dengan tilawah Al-Quran dan doa.[]

Baca Juga: Menteri Abdul Mu’ti Sambut Baik Putusan MK Sekolah Harus Berikan Pelajaran Agama

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Gunung Marapi Sumbar Kembali Erupsi

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
MINA Millenia
Indonesia
Indonesia
MINA Millenia