Washington, 18 Syawal 1437/23 Juli 2016 (MINA) – Muslim adalah kelompok agama dengan pertumbuhan tercepat di dunia dibandingkan dengan kelompok agama-agama utama lainnya, semisal Kristen, Yahudi, Buddha, atau Hindu.
Pertumbuhan dan migrasi regional Muslim, dikombinasikan dengan dampak buruk berkelanjutan yang ditimbulkan oleh kelompok militan Islamic State (ISIS) dan kelompok-kelompok ekstremis lain, telah membawa umat Muslim dan agama Islam ke garis depan perdebatan politik di banyak negara.
Pew Research Center, sebuah lembaga penelitian internasional terkemuka yang berbasis di Washington, Amerika Serikat (AS), mengatakan ada 1,6 miliar Muslim di dunia pada 2010 atau sekitar 23% dari populasi global.
Tapi sementara Islam saat ini menjadi agama terbesar kedua di dunia (setelah Kristen), Islam adalah agama besar yang tumbuh paling cepat. Jika tren demografi ini terus berlanjut, maka jumlah Muslim diperkirakan akan melebihi jumlah orang Kristen pada akhir abad ke-21 atau tahun 2090-an.
Baca Juga: Memilih Pemimpin dalam Islam
Meskipun banyak negara di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, tempat Islam berasal pada abad ke-7, memiliki populasi Muslim yang besar, wilayah ini adalah rumah bagi hanya sekitar 20% dari Muslim dunia. Mayoritas umat Islam secara global (62%) tinggal di kawasan Asia-Pasifik, termasuk populasi besar di Indonesia, India, Pakistan, Bangladesh, Iran, dan Turki.
Indonesia saat ini merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Tapi Pew Research Center memperkirakan India akan menggeser Indonesia pada tahun 2050 (namun tetap sebagai sebuah negara Hindu mayoritas) dengan lebih dari 300 juta Muslim.
“Populasi Muslim di Eropa juga semakin berkembang; kami memproyeksikan 10% dari semua orang Eropa akan menjadi Muslim pada tahun 2050,” kata Michael Lipka, editor senior di Pew Research, Jumat (22/7), seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) dari situs lembaga itu.
Amerika Serikat
Baca Juga: Saat Dua Syaikh Palestina Ziarah ke Makam Imaam Muhyiddin Hamidy
Pew Research memperkirakan Muslim membentuk hanya kurang dari 1% dari populasi orang dewasa AS. Penelitan bertopik Religious Landscape Study (dilakukan dalam bahasa Inggris dan Spanyol) menemukan 0,9% dari orang dewasa AS mengidentifikasi diri mereka sebagai Muslim.
Sebuah survei Muslim Amerika 2011, yang dilakukan dalam Bahasa Inggris serta bahasa Arab, Farsi, dan Urdu, memperkirakan ada 1,8 juta orang dewasa Muslim (dan 2,75 juta Muslim dari segala usia) di negeri ini. Survei itu juga menemukan bahwa mayoritas Muslim di AS (63%) adalah imigran.
“Proyeksi demografis kami memperkirakan umat Islam akan membentuk 2,1% dari penduduk AS pada 2050, melebihi komunitas yang mengidentifikasi diri mereka sebagai Yahudi atas dasar agama sebagai kelompok iman terbesar kedua di negara ini (tidak termasuk orang-orang yang mengatakan tidak memiliki agama),” jelas Lipka.
Sebuah laporan Pew Research Center baru-baru ini memperkirakan pangsa imigran Muslim yang diberikan status penduduk tetap (kartu hijau) meningkat dari sekitar 5% pada 1992 menjadi sekitar 10% pada tahun 2012, mewakili sekitar 100.000 imigran pada tahun itu.
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-12] Tinggalkan yang Tidak Bermanfaat
Muslim di AS lebih mungkin memiliki banyak teman non-Muslim dibandingkan dengan Muslim di negara lain. Hanya sekitar setengah (48%) dari warga Muslim AS yang mengatakan semua atau sebagian dari teman-teman dekat mereka juga Muslim, dibandingkan dengan median global 95% di 39 negara yang disurvei.
Terkait pandangan politik dan sosial, Muslim di AS jauh lebih mungkin untuk memilih Partai Demokrat (70%) ketimbang Partai Republik (11%).
Kenapa Muslim global meningkat?
Pew Research mengidentifikasi dua faktor utama di balik proyeksi pertumbuhan Islam yang cepat. Pertama, umat Islam memiliki anak melebihi kelompok agama lainnya. Di seluruh dunia, setiap perempuan Muslim memiliki rata-rata 3,1 anak, dibandingkan dengan 2,3 untuk semua kelompok lainnya yang digabungkan.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-11] Ragu-ragu Mundur!
Muslim juga yang termuda (usia rata-rata 23 tahun pada tahun 2010) dari semua kelompok agama besar, tujuh tahun lebih muda dari usia rata-rata non-Muslim. Dikombinasikan dengan tingkat kesuburan yang tinggi, faktor ini akan mendorong pertumbuhan penduduk Muslim global.
Meskipun tidak mengubah populasi global, migrasi membantu meningkatkan populasi Muslim di beberapa wilayah, termasuk Amerika Utara dan Eropa.
Pandangan Muslim terhadap ISIS
Survei terbaru menunjukkan mayoritas penduduk di beberapa negara dengan populasi Muslim yang signifikan memberikan pendapat tidak baik (tidak setuju) terhadap ISIS, termasuk hampir semua responden di Lebanon dan 94% di Yordania.
Hanya sejumlah kecil komunitas Muslim yang mengatakan ISIS menguntungkan. Di beberapa negara, bagian yang cukup besar dari populasi tidak memberikan pendapat tentang ISIS, termasuk mayoritas (62%) warga Pakistan.
Baca Juga: Muasal Slogan ”Al-Aqsa Haqquna”
Pandangan menguntungkan (setuju atau baik) terkait ISIS yang lumayan tinggi adalah di Nigeria (14%) daripada kebanyakan negara-negara lain. Sebanyak 20% kalangan umat Islam Nigeria mengatakan mereka melihat ISIS menguntungkan (dibandingkan dengan 7% warga Kristen Nigeria).
Boko Haram, kelompok militan di Nigeria yang telah melakukan serangan teror di negara itu selama bertahun-tahun, telah menyatakan kesetiaan kepada ISIS.
Secara umum, sebagian besar Muslim menyebut aksi bom bunuh diri dan bentuk-bentuk kekerasan terhadap warga sipil atas nama Islam tidak pernah dibenarkan, termasuk 92% di Indonesia dan 91% di Irak.
Di AS, sebuah survei 2011 menemukan 86% Muslim mengatakan taktik tersebut tidak pernah dibenarkan. Di samping itu, 7% mengatakan bom bunuh diri kadang-kadang dibenarkan dan 1% mengatakan dibenarkan dalam keadaan dalam keadaan tertentu. (P022/P2)
Baca Juga: Enam Prinsip Pendidikan Islam
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-10] Makanan dari Rezeki yang Halal