Bogor, 23 Sya’ban 1435/21 Juni 2014 (MINA) – Ulama Thailand, DR. Abdulloh Abu Bakar mengatakan umat Islam di Pattani, Thailand tetap solid menkipun bertahun-tahun di bawah tekanan pemerintah Thailand.
“Masyarakat Pattani tetap solid, berpegang teguh pada Al Qur’an, walaupun sampai saat ini pemerintah Thailand terus mengintervensi urusan agama dan sosialnya,” kata Abu Bakar kepada wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Sabtu sore.
Abu Bakar menegaskan, umat Islam harus berjuang dan berusaha membentengi diri dari pengaruh budaya Barat seperti cara atau mode berpakaian, mode, makanan dan hiburan.
“Dengan banyaknya serangan media Barat yang bisa meruntuhkan akhlak umat Islam, kita harus benar-benar berusaha dengan cara banyak mendakwahkan ajaran Islam melalui media,” tuturnya.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Dia menjelaskan, beberapa Muslim di sana ada yang melakukan dakwah di media-media seperti TV Streaming walaupun tidak terlalu aktif, namun dari cara itu, banyak non-Muslim yang tergerak hatinya untuk masuk Islam.
“Alhamdulillah sekarang Pendidikan Islam di sana berkembang lebih baik daripada dulu, semakin banyak pendidikan berbasis Al-Qur’an dan generasi penghafal Al-Qur’an,” katanya.
Hubungan antara Indonesia dan Muslim Pattani sangat erat, ini dibuktikan dengan adanya pelajar Pattani yang belajar di Indonesia dan sebaliknya ada warga Indonesia yang belajar dan mengajar di sana.
“Karena kita sesama muslim harus bersaudara dan perlunya persatuan dan tidak berpecah belah,” kata Ulama Thailand itu.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Ia menambahkan, warga Pattani juga sangat peduli dengan pembebasan Masjid Al-Aqsha. Hal ini dapat dibuktikan adanya usaha masyarakat Pattani dengan mendirikan Masjid yang bentuknya sama persis dengan Masjid Al-Aqsha. Namun, Masjid ini dibakar oleh Kerajaan Thailand, ia tidak menjelaskan sebabnya karena kejadian itu telah terjadi sekitar 500 tahun yang lalu.
Hal ini membuktikan kepedulian terhadap Masjid Al-Aqsha telah tumbuh di hati masyarakat Muslim Pattani sejak dahulu kala hingga sekarangpun mereka masih merasa sedih atas konflik yang terjadi di Palestina.
Menurut Abu Bakar, Masjid Al-Aqsha bisa merdeka jika jumlah jama’ah shalat subuh sama banyaknya dengan jama’ah shalat Jumat. Karena seluruh umat Islam perlu kesatuan dan persatuan untuk membebaskan Masjid Al-Aqsha.
Kelompok Pattani yang ingin menuntut kemerdekaan dari kerajaan Thailand telah menyebabkan konflik berkepanjangan.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Kami sebagai kelompok dakwah tidak ikut-ikutan atas keinginan kelompok Pattani yang ingin merdeka,” ujarnya.
Konflik yang sudah berlangsung 10 tahun ini membuat masyarakat disana terbiasa dengan ledakan bom. Namun, masyarakat di sana tidak berani keluar pada malam hari karena situasi yang tidak aman.
Banyak pemuda Muslim Pattani diculik dan disiksa oleh kerajaan. Tapi sekarang sudah banyak lembaga-lembaga swadaya masyarakat non-pemerintah di sana, sehingga kerajaan tidak bisa semena-mena terhadap Muslim Pattani.
“Walaupun hampir setiap hari ada ledakan bom, mereka tetap melakukan aktifitas seperti biasa untuk mencari nafkah,” tuturnya.(L/Fauziah/P010/P04/EO2)
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu