Meksiko City, 25 Ramadhan 1434/2 Agustus 2013 (MINA) – Islam sangat berkembang cepat di Meksiko selama beberapa tahun terakhir, meskipun negara tersebut mayoritas Katolik. Islam telah lama berdiri di Meksiko dan datang kembali setelah penaklukan Spanyol.
Dua dekade lalu seorang Muslim kesulitan mencari sebuah masjid ditengah kota padat, namun sekarang berubah dengan mudah ditemukannya masjid.
“Perubahan ini tumbuh cepat, bahkan sangat cepat,” kata Louahabi, seorang warga negara Maroko yang tiba di Meksiko City pada 1994.
Pada tahun 1994, Louahabi dan teman sesama Muslim datang untuk menghadiri kajian keagamaan di kedutaan Pakistan karena dahulu tidak ada masjid atau Islamic Center, lapor Onislam seperti dikutip MINA (Mi’raj News Agency), Jum’at (2/8).
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
“Ketika saya tiba di Meksiko saya mencari orang-orang Muslim dan Masjid,” kata Louahabi yang juga seorang guru bahasa Inggris.
“Saat itu kami bertemu dengan sesama Muslim di kedutaan Pakistan, waktu itu Muslim berjumlah hanya 80 orang, sebagian besar adalah orang asing,” tambahnya.
Namun saat ini, ratusan Muslim mudah ditemukan dan dapat berdoa bersama di lantai tiga Komunitas Pusat Pendidikan Muslim di Anzures.
Komunitas tersebut memberi bimbingan kepada orang-orang Meksiko yang ingin masuk Islam dan mengajarkan shalat Jum’at di Islamic Center, bimbingan tersebut disampaikan dengan bahasa Arab dan Spanyol.
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan
Sejumlah besar komunitas ini didirikan oleh para Mualaf karena setelah peristiwa 11 September terjadi peningkatan yang cukup tajam bagi mualaf yang mencari Islam melalui internet.
“Islam berkembang kebanyakan dari penyebaran di Internet dan setelah terjdi peristiwa 11 September,” jelas Louahabi.
“Masyarakat menggali tentang apakah Islam itu benar-benar teroris, malah kami sebaliknya Islam itu menentang teroris,” tegasnya.
Seperti Alexander Huttanos misalnya, seorang pilot yang mengganti namanya menjadi Ahmed Abbas setelah menjadi muallaf. Huttanos menemukan Islam melalui buku-buku dan internet, ia menemukan Islam di Meksiko.
Baca Juga: Israel Caplok Golan, PBB Sebut Itu Pelanggaran
“Jalan Allah sangat misterius,” kata Omar Remy, muallaf Meksiko setelah kunjungannya ke Mesir pada tahun 1979 dan sekarang bekerja di Pusat Pendidikan untuk Masyarakat.
“Internet telah banyak membantu, hal ini memudahkan orang untuk mengetahui Islam lebih dalam,” tambahnya.
“Di seluruh Amerika Latin, bukan hanya Meksiko, Islam tiba dengan kolonialisme Spanyol,” kata Zidane Zeraoui al Awad, seorang profesor hubungan internasional di Institut Teknologi Monterrey.
Saat ini jumlah Muslim mencapai sekitar 3.700 jiwa di negara Meksiko. (T/P013/P01).
Baca Juga: AS Tolak Laporan Amnesty yang Sebut Israel Lakukan Genosida di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)