Baghdad, 14 Syawwal 1435/10 Agustus 2014 (MINA) – Di saat media dunia fokus pada deportasi warga Kristen dan Yazidi Irak, sebuah kelompok relawan Muslim dari Islamic Relief, bekerja diam-diam memberikan bantuan kemanusiaan untuk keluarga pengungsi akibat aksi kelompok militan yang mengatas-namakan Islam di Irak.
“Keluarga di distrik Ninewa Al-Hamadanya dan Ba’sheqa diuntungkan oleh distribusi yang dikoordinasikan dengan gereja lokal,” Islamic Relief menulis di situsnya baru-baru ini, yang dikutip On Islam dan diberitakan Mi’raj Islamic News Agency, Ahad.
Keluarga Kristen berbondong-bondong keluar dari kota Mosul, Irak Utara sejak Sabtu pekan lalu, setelah kelompok militan Negara Islam (IS/ISIS) di Mosul mengatakan akan membunuh mereka jika tidak membayar pajak perlindungan atau masuk Islam.
Relawan Islamic Relief bekerja di Irak sejak awal konflik untuk menyediakan pasokan penting untuk pengungsi Irak.
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
“Di Anbar dan Salaheddin, lebih dari 3.000 keluarga telah menerima paket makanan dan 2.000 perlengkapan kesehatan telah didistribusikan,” kata Islamic Relief di situsnya.
“Hampir 25.000 artikel pakaian telah diberikan kepada pengungsi di Anbar.”
Kelompok bantuan kemanusiaan Islam itu juga bermitra dengan organisasi PBB untuk mencapai sebagian besar warga Irak yang membutuhkan.
“Islamic Relief baru-baru ini menandatangani perjanjian dengan UNICEF untuk memberikan intervensi air, sanitasi dan kebersihan di Sinjar, mengawasi distribusi barang-barang bantuan penting bagi 8.000 orang yang rentan,” kata Islamic Relief.
Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB
“Kami juga segera memulai instalasi sekitar 1.000 tenda keluarga dari Islamic Relief untuk menawarkan penampungan sementara bagi mereka yang mencari keselamatan di kamp.”
Dikatakan, pemimpin kelompok Negara Islam Abu Bakr Al-Baghdadi, yang kini bernama Khalifah Ibrahim, telah memerintahkan orang-orang Kristen yang tidak ingin tinggal dan hidup di bawah istilah-istilah tersebut, untuk “meninggalkan perbatasan Khilafah Islam”.
Peringatan itu dibacakan di masjid-masjid Mosul, Jumat sore, dan disiarkan di seluruh kota dengan pengeras suara.
“Kami menawarkan (kepada umat Kristen) tiga pilihan: Islam; kontrak dzimmah – melibatkan pembayaran – jika mereka menolak ini mereka tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali pedang,” bunyi pengumuman saat dibaca.
Baca Juga: Anak-Anak Gaza yang Sakit Dirujuk ke Yordania
Terlepas dari peringatan ISIS ini, diperkirakan 500.000 orang di kegubernuran Ninawa mengungsi ketika pertempuran pecah pada bulan Juni.
Ribuan keluarga Kristen juga dipaksa pergi dari kota terbesar kedua di negara itu oleh pejuang bersenjata.
Kabarnya mereka pergi hanya dengan pakaian di badan, ada pula yang mencari keselamatan kepada pemerintah Irak-Kurdistan, sementara yang lainnya telah melarikan diri ke timur Ninawa, di mana mereka banyak yang berlindung di gereja-gereja, sekolah, dan bangunan yang belum selesai.
Pertempuran juga berlanjut di bagian barat Irak, di mana konflik berlarut-larut di Anbar membuat 72.000 keluarga kehilangan tempat tinggalnya. (T/P09/IR)
Baca Juga: Israel Bunuh Pejabat Hezbollah Mohamad Afif
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Hezbollah Serang Pangkalan Utama Militer Israel di Tel Aviv