Gaza, MINA – Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyah menegaskan kembali bahwa pasukan perlawanan akan terus membela hak-hak Palestina melawan Israel setelah serangan terhadap kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza tengah. Demikian dikutip dari Anadolu Agency, Sabtu, (8/6).
Dalam sebuah pernyataan, Ismail Haniyah menegaskan bahwa Israel terus membantai anak-anak dan perempuan Palestina di Kamp Pengungsi Nuseirat dan Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah.
Haniyah mengatakan Israel menolak menghentikan “pemusnahan” terhadap rakyat Palestina meskipun dunia mencap Tel Aviv sebagai “pembunuh anak” – merujuk pada PBB yang menambahkan Israel ke daftar hitam negara dan organisasi yang merugikan anak-anak di zona konflik.
“Rakyat kami tidak akan menyerah, perlawanan akan terus mempertahankan hak-hak kami melawan musuh yang mematikan ini,” tambahnya.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Haniyah menekankan, jika Israel yakin dapat memaksakan pilihannya pada Palestina, maka Israel harus memahami bahwa hal tersebut hanyalah sebuah khayalan.
Dia lebih lanjut menyatakan bahwa Hamas tidak akan menerima perjanjian apa pun yang tidak menjamin keamanan rakyat Palestina.
Haniyah menegaskan bahwa Israel telah mengalami kegagalan militer di Gaza dan sekarang berada pada “level terendah” secara politik dan moral, dan menekankan perlunya tindakan mendesak dari komunitas internasional.
Pernyataannya muncul setelah tentara Israel mengumumkan bahwa mereka berhasil membebaskan empat sandera yang ditahan di Jalur Gaza tengah.
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Sebelumnya pada Sabtu, tentara Israel melancarkan serangan di beberapa daerah di Jalur Gaza tengah, yang mengakibatkan syahidnya lebih dari 50 warga Palestina, sebagian besar anak-anak, dan melukai puluhan lainnya, menurut sumber medis Palestina.
Israel terus melanjutkan serangan brutalnya di Gaza sejak aksi perlawanan dengan serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober lalu meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.
Lebih dari 36.800 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan hampir 83.700 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang keputusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserbu pada 6 Mei lalu.
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: IDF Akui Kekurangan Pasukan untuk Kendalikan Gaza