Ismail Haniyah: Rencana Trump Adalah Agresi dan Arogansi Zionis

Gaza, MINA – Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Ismail Haniyah menegaskan, pihaknya menolak mutlak rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump soal perdamaian di Timur Tengah dikenal dengan sebutan “Kesepakatan Abad Ini” (Deal of the Century).

“Rencana tersebut merupakan agresi Amerika dan arogansi Zionis. Rencana Trump ini mewakili sudut pandang Israel, menghapus hak-hak dasar rakyat yang dijamin oleh legitimasi internasional,” kata Haniyah. Demikian PIC melaporkan, Selasa (11/2).

Ia mengatakan terutama adalah hak rakyat Palestina untuk memiliki negara merdeka yang berdaulat penuh dan al-Quds sebagai Ibu kotanya. “Juga hak rakyat kami untuk kembali ke tanah yang mereka tinggalkan karena diusir secara paksa. Serta penegasan hak kami atas semua sumber daya alam kami, termasuk air dan gas, yang sengaja dicuri oleh musuh (Israel).”

Haniyah menjelaskan, bahwa rencana Trump tersebut bertujuan untuk menyelamatkan Netanyahu dan Trump dari kemungkinan kekalahan keduanya dalam pemilihan mendatang dengan mengorbankan hak-hak rakyat Palestina.

“Kami tidak menerima kalau al-Quds dipamerkan di bazar Amerika-Israel, atau menjadikan rakyat Palestina berubah menjadi pemukim yang bukan warga negara, tinggal di ghetto (kantong-kantong terisolasi) yang terpisah, diperintah oleh rezim apartheid, mirip dengan apa yang dulu terjadi dalam sistem apartheid di Afrika Selatan,” ujarnya.

Menurutnya, rencana Amerika ini melanggar semua hukum, resolusi, dan norma internasional. Hal ini tidak hanya membahayakan isu Palestina saja, akan tetapi juga mengancam perdamaian dan keamanan internasional, serta membuka pintu bagi semua opsi.

Karena rencana ini menutup pintu bagi rakyat Palestina untuk mengharapkan masa depan yang lebih baik. Hal ini yang mendorong rakyat Palestina ke lingkaran frustrasi dan keputusasaan terhadap kemampuan komunitas internasional untuk membela dan menolong mereka, bersikap adil untuk mereka dan merealisasikan mimpinya.

Dia menambahkan bahwa rencana ini sama saja menuangkan minyak pada kebakaran yang sedang berkobar di kawasan. Mengingat bahwa masalah Palestina dan konflik Arab-Israel adalah masalah utama bagi masyarakat di kawasan ini. Karena penjajah Israel adalah salah satu penyebab paling penting dari gejolak dan kekacauan yang terjadi di dalamnya.

Dia memperingatkan agar tidak berurusan dengan rencana ini atau mendukungnya. Dia menyerukan untuk memboikotnya. Menganggapnya seolah tidak ada. Bekerja dengan serius untuk mengambil semua kebijakan dan prosedur yang diperlukan untuk mencegah pelaksanaan rencana ini, termasuk semua cara konfrontasi.

Haniyah menegaskan bahwa siapa pun yang setuju dengan rencana ini akan membayar harga yang mahal. Karena penjajah Israel tidak bisa mengalahkan Palestina, dan tidak akan bisa memenangkan kekuatan-kekuatan regional atas yang lain. Tidak ada keselamatan atau perlindungan bagi siapa pun.

“Terima kasih kepada negara-negara, lembaga-lembaga, dan masyarakat yang menolak rencana Amerika-Israel ini. Dan berterima kasih kepada para pemilik gagasan aksi “Fajar Agung” (yang menggalang mobilisasi shalat subuh di Masjid Al-Aqsha), penduduk Al-Quds, Gaza, Tepi Barat, dan yang tersebar di seluruh dunia,” tutupnya. (T/R4/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.