Tel Aviv, MINA – Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan bahwa kesepakatan apa pun dengan Zionis Israel yang tidak menjamin gencatan senjata dan diakhirinya serangan Israel di Gaza adalah “ bukan kesepakatan.”
“Jika [Israel] berpikir bahwa menargetkan keluarga Saya akan mengubah posisi kami atau kelompok perlawanan, mereka hanya berkhayal,” kata Ismail Haniyeh seperti diberitkan The Time Of Israel, Rabu (26/6).
Komentar Haniyeh muncul setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan dalam sebuah wawancara pada hari Ahad bahwa Israel tidak akan menyetujui gencatan senjata permanen.
Netanyahu siap untuk melakukan kesepakatan parsial yang akan mengembalikan tawanan Israel sambil sesumbar akan tetap menghancurkan Hamas.
Baca Juga: Abu Ubaidah Serukan Perlawanan Lebih Intensif di Tepi Barat
Komentar Netanyahu tampaknya bertentangan dengan ketentuan proposal gencatan senjata dan beberapa rinciannya yang disampaikan oleh Presiden AS Joe Biden bulan lalu, di mana mengatur gencatan senjata sementara pada tahap pertama perjanjian untuk diperluas hingga penghentian operasi militer dan permusuhan secara permanen, pada fase kedua.
Namun, Netanyahu telah berulang kali membantah bahwa proposal tersebut bertujuan mengakhiri perang sebelum Israel mencapai dua tujuan yang dinyatakannya, yaitu menghancurkan Hamas dan memulangkan semua sandera Israel di Gaza.
Pada Senin (24/6), Netanyahu mengatakan kepada Knesset bahwa negaranya berkomitmen terhadap proposal (gencatan senjata) Israel yang disambut baik oleh Presiden Biden. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan