ISRA Mi’raj Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam karena pada peristiwa ini Allah memberikan perintah kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan untuk umat Islam berupa kewajiban mendirikan shalat fardhu lima waktu sehari semalam.
Isra Mi’raj terjadi pada periode akhir kenabian di Mekkah sebelum hijrah ke Madinah, yaitu setahun sebelum hijrah. Menurut sebagian ulama, terjadi pada malam tanggal 27 Rajab (tahun 621 M).
Isra Mi’raj terjadi ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berada dalam situasi tekanan, persekusi dan hinaan yang kuat dari kelompok musyrikin Mekkah, terutama dari Abu Jahal, Abu Lahab, dan sekutunya. Sementara ketika itu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam baru saja ditinggal wafat isterinya tercinta Khadijah Al-Kubra, pendamping sejati, pembela dan pendukung utama perjuangan dakwahnya.
Pada saat beriringan, beliau juga baru saja berduka karena meninggalnya Abu Thalib pamannya, yang selama ini turut menjadi tameng pembelanya. Itulah tahun duka cita atau disebut dengan ‘Amul Hazan’.
Baca Juga: Tak Ada Tempat Bersembunyi: Kisah Penyandang Disabilitas Gaza di Tengah Genosida
Tentang peristiwa Isra Mi’raj, Allah menyebutnya di dalam ayat:
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ ءَايَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Artinya: “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Q.S. Al-Isra [17] : 1).
Allah memberikan salah satu mukjizat kepada hamba-Nya, yakni Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dengan peristiwa Isra dan Mi’raj. Sebuah kejadian luar biasa yang terjadi sepanjang sejarah peradaban manusia. Peristiwa nyata yang benar-benar telah terjadi dan kita sebagai umat Islam wajib mengimaninya.
Baca Juga: Sepekan Gencatan Senjata, Direktur RS Kamal Adwal Masih dalam Penahanan
Pada ayat lain disebutkan:
وَلَقَدْ رَءَاهُ نَزْلَةً أُخْرَىٰ () عِندَ سِدْرَةِ ٱلْمُنتَهَىٰ ()
Artinya: “Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain. (yaitu) di Sidratul Muntaha.” (Q.S. An-Najm [53]: 13-14).
Berkaitan dengan Isra Mi’raj, menurut Syaikh Dr. Mahmoud Abdul Majid Al-Khatib, Ketua Divisi Luar Negeri Mu’assasah Al-Quds Ad-Dauliyyah Yaman, Surat Al-Isra ayat pertama terkait erat dengan pembebasan Masjid Al-Aqsa Palestina dari penjajahan Zionis Israel. Ini merupakan landasan aqidah bagi para pejuang Al-Aqsa.
Baca Juga: Pesona Kota Lama, Harmoni antara Agama dan Budaya
Menurut Syaikh Al-Khatib, keterkaitan ayat ini dengan pembebasan Al-Aqsa dari sisi akidah Islam, disebabkan Al-Aqsa adalah nama yang Allah cantumkan di dalam Al-Quran, kiblat pertama umat Islam, tempat Isra Mi’raj Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, kawasan penuh berkah, serta negeri para Nabi utusan Allah.
“Al-Quran sebagai petunjuk yang benar, khususnya di dalam surat Al-Isra ayat pertama jelas menunjukkan betapa Allah memuliakan Masjid Al-Aqsa. Berarti memang Al-Aqsa tidak lepas dari akidah seorang muslim,” ujar Al-Khatib, ulama kelahiran Nablus Palestina tersebut.
Secara akidah, Allah juga sudah memberikan janji kemenangan itu. Seperti yang Allah sebutkan di dalam ayat-ayat-Nya, di dalam Surat Al-Isra :
فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ أُولاَهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَنَا أُولِي بَأْسٍ شَدِيدٍ فَجَاسُوا خِلَالَ الدِّيَارِ وَكَانَ وَعْدًا مَفْعُولًا
Baca Juga: Pecahnya Kabinet Netanyahu Pasca Gencatan Senjata
Artinya: “Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana”. (Q.S. Al-Isra [17] : 5).
ثُمَّ رَدَدْنَا لَكُمُ الْكَرَّةَ عَلَيْهِمْ وَأَمْدَدْنَاكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَجَعَلْنَاكُمْ أَكْثَرَ نَفِيرًا
Artinya: “Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar”. (Q.S. Al-Isra [17] : 6).
إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الْآخِرَةِ لِيَسُوءُوا وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوا مَا عَلَوْا تَتْبِيرًا
Baca Juga: Pertukaran Tahanan Membuka Mata Dunia, Sorotan Tajam Ketidakadilan di Balik Perang Palestina-Israel
Artinya: “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai”. (Q.S. Al-Isra [17] : 7).
Isyarat kemenangan Al-Aqsa itu juga disebutkan di dalam hadits:
لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ لَعَدُوِّهِمْ قَاهِرِينَ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ إِلاَّ مَا أَصَابَهُمْ مِنْ لَأْوَاءَ حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَذَلِكَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَأَيْنَ هُمْ قَالَ بِبَيْتِ الْمَقْدِسِ وَأَكْنَافِ بَيْتِ الْمَقْدِسِ
Artinya: “Tidak henti-hentinya thaifah dari umatku yang menampakkan kebenaran terhadap musuh mereka. Mereka mengalahkannya, dan tidak ada yang membahayakan mereka orang-orang yang menentangnya, hingga datang kepada mereka keputusan Allah Azza wa Jalla, dan tetaplah dalam keadaan demikian”. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, di manakah mereka?”. Beliau bersabda, “Di Baitul Maqdis dan di sisi-sisi Baitul Maqdis”. (H.R. Ahmad dari Abi Umamah).
Baca Juga: Israel Jadikan Jenin Bagaikan Gaza
Di dalam hadits dinubuwwahkan kemenangan itu :
لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ فَيَقْتُلُهُمْ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوْ الشَّجَرُ يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ إِلَّا الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ
Artinya: “Tidak akan terjadi kiamat sehingga kaum Muslimin berperang dengan Yahudi, maka kaum Muslimin berhasil membunuh mereka sehingga Yahudi bersembunyi di balik pohon dan batu. Lalu batu atau pohon itu berkata : Wahai Muslim.. Wahai hamba Allah! Ini Yahudi sembunyi di belakangku, maka segera bunuh dia, kecuali gharqad karena ia adalah dari pohon Yahudi.” (H.R. Muslim).
Untaian ayat Al-Quran dan hadits tersebut kiranya menjadi energi pembangkit perjuangan umat Islam untuk membebaskan Masjid Al-Aqsa dan untuk kemerdekaan Palestina dari cengkeraman penjajah Zionis Israel.
Baca Juga: Jangan Jadi Generasi Qila Wa Qala
Kebangkitan kesatupaduan umat Islam serta komunitas manusia di seluruh dunia yang peduli terhadap isu kemanusiaan serta Solidaritas Al-Aqsa dan Palestina, merupakan suara peringatan dan teriakan menggema yang akan meruntuhkan Zionis Yahudi.
Semoga spirit Isra Mi’raj dapat memperjalankan jiwa dan raga kita untuk bergerak membebaskan Al-Aqsa dan Palestina dari belenggu Zionis Yahudi. Aamiin. []
Ali Farkhan Tsani juga merupakan Duta Al-Quds Internasional.
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kecemasan Dunia akan Komitmen Gencatan Senjata di Gaza