Al-Quds, MINA – Tiga gereja besar di Yerusalem pada Senin (18/6) memprotes langkah pemerintah Netanyahu yang akan mengambil alih tanah milik Kristen.
Mereka mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mencegah kemajuan rancangan undang-undang yang mereka katakan bertujuan untuk mengambil alih tanah mereka. Palinfo melaporkan.
Kepala gereja Armenia, Yunani Ortodoks dan Katolik di Yerusalem juga menuduh pemerintah Israel gagal menjaga komitmen yang dibuat hanya beberapa bulan lalu dalam upaya mengakhiri krisis besar di antara kedua belah pihak.
Pada Februari lalu, pemerintah Israel di Yerusalem mulai memberlakukan pemungutan pajak atas properti gereja. Sementara secara terpisah para anggota parlemen bekerja untuk memajukan hukum yang akan memungkinkan pengambilalihan properti gereja.
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya
Para pemimpin gereja dalam juga memprotes pasukan Israel yang sempat menutup Gereja Makam Suci, situs di Yerusalem yang mereka anggap sebagai tempat Yesus disalibkan dan dikubur.
Beberapa gereja terpaksa dalam banyak kasus mencapai perjanjian sewa jangka panjang dengan pemerintah Israel.
Warga yang tinggal di rumah-rumah di tanah seperti itu khawatir gereja-gereja mereka bisa dijual kepada pengembang swasta, yang akan bebas untuk melakukan apa yang mereka inginkan dengan properti mereka, termasuk menaikkan harga sewa atau membongkar struktur bangunan yang ada.
Badan-badan resmi Israel dijadwalkan bertemu dengan para pengembang swasta untuk membahas cara-cara memecahkan krisis penyewa, kata surat kabar Haaretz.
Baca Juga: Hujan Deras Rusak Tenda-Tenda Pengungsi di Gaza
Perwakilan dari Departemen Keuangan Israel, Keren Kayemet, dan Otoritas Pertanahan Israel akan berpartisipasi dalam pertemuan tersebut. (T/RS2/R01)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Abu Obaida: Sandera Perempuan di Gaza Tewas oleh Serangan Israel