Tel Aviv, MINA – Pemerintan pendudukan Zionis Israel berencana akan mengangkut sekitar 4.000 warga Israel yang terdampar di luar negeri akibat tidak ada penerbangan ke wilayah itu seiring memburuknya situasi keamanan.
Quds Press Senin (5/8) melaporkan, Kementerian Transportasi penjajah Israel mengumumkan, mereka telah mengembangkan sebuah rencana bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri untuk mengoperasikan sistem transportasi massal laut dan udara untuk mengembalikan para pelancong Israel dari luar negeri jika situasi keamanan memburuk.
Media Ibrani menyebut, selama kunjungan ke Otoritas Bandara, Menteri Transportasi Miri Regev melakukan penilaian dengan para pejabat senior untuk membahas rencana aksi dalam hal ini, termasuk penggunaan pesawat militer jika diperlukan.
Negara pendudukan Israel sedang mengalami ketegangan keamanan di tengah kondisi siaga maksimum tentara dan dinas keamanan, untuk mengantisipasi respon Iran dan “Hizbullah” terhadap pembunuhan kepala biro politik gerakan Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran, serta serangan di pinggiran selatan Beirut dan pembunuhan pemimpin militer di partai tersebut, Fouad Shukr, di pinggiran selatan Beirut.
Baca Juga: Puluhan Ekstremis Yahudi Serang Komandan IDF di Tepi Barat
Menyusul meningkatnya ketegangan keamanan di wilayah tersebut, 15 maskapai penerbangan internasional (non-Israel) sejak Senin telah membatalkan penerbangan mereka ke dan dari Tel Aviv untuk beberapa hari dan lainnya tanpa batas waktu.
Perusahaan-perusahaan ini mengoperasikan ratusan penerbangan setiap pekannya ke dan dari Tel Aviv.
Menurut surat kabar Ibrani Maariv, penerbangan antara kota Tel Aviv dan Eilat juga dibatalkan pada Sabtu malam dan sepanjang hari Ahad, karena situasi keamanan. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat