Herbon, MINA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan akan mengeluarkan pasukan internasional yang bertugas sebagai pengamat di kota Herbon, Tepi Barat, yang diduduki serta menuduh pasukan itu melakukan kegiatan anti-Israel.
“Kami tidak akan membiarkan terus kehadiran pasukan internasional lima negara yang bertindak melawan kami,” kata Netanyahu, Senin (28/1) dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan bahwa mandat kehadiran pasukan itu tidak akan diperbarui.
Pernyataan itu tidak merinci dugaan pelanggaran yang dilakukan pasukan tersebut yang bertugas berdasarkan mandat selama enam bulan tetapi tidak menentukan kapan mandat itu berakhir, demikian Arab News memberitakan yang dikutip MINA.
Seorang juru bicara pengamat asing menolak memberi komentar atas pernyataan Netanyahu rersebut. Pasukan pengamat berasal dari lima negara yakni Italia, Norwegia, Swedia, Swiss dan Turki.
Baca Juga: Dua Tentara Zionis Israel Tewas di Gaza, Salah Satunya dari Komunitas Druze
Sementara itu Palestina mengecam langkah Israel tersebut. “Keputusan Pemerintah Israel berarti telah meninggalkan implementasi isi perjanjian yang ditandatangani di bawah naungan internasional,” kata Nabil Abu Rudeineh, juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Fihak Konservatif Israel menuduh pasukan pengamat asing melakukan kegitan yang meresahkan para pemukim Yahudi yang hidup di bawah perlindungan tentara Israel di Hebron, sebuah kota Al-Kitabiah dengan penduduk Palestina yang sangat banyak.
Pasukan pengamat asing itu berada di kota Hebron sejak tahun 1997 atas undangan Pemerintah Israel dan Otoritas Palestina, untuk mendukung memperbaiki situasi keamanan di Hebron dan untuk menciptakan rasa aman bagi Palestina di kota itu. (T/Haf/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Lancarkan Serangan ke Beirut Beberapa Jam Sebelum Gencatan Senjata