Israel Kembalikan Pasokan Listrik ke Gaza

Pengungsi terlihat di luar rumah mereka saat pemadaman di kamp pengungsi Al Shateaa di Kota Barat, 17 Juli 2017 (Foto: File/Dailysabah)

Gaza, MINA – Otoritas mengatakan akan mengembalikan pasokan listrik secara penuh ke Jalur Gaza pada hari Senin (8/1) menyusul permintaan pekan lalu oleh Pemerintah Palestina.

Dua juta penduduk Gaza dibiarkan hanya dengan tiga sampai empat jam mendapat pasokan aliran listrik per hari pada bulan April, karena pasokan berkurang sekitar setengahnya ketika Israel memotong pasokan tersebut sebab Presiden Palestina Mahmoud Abbas tidak membayar kepada Israel.

Sebuah pernyataan singkat oleh Menteri Energi Israel Yuval Steinitz pada hari Ahad (7/1) mengatakan, dia telah memerintahkan memasok listrik hingga 120 megawatt yang dapat beroperasi paling lambat hari Senin. Langkah tersebut akan mengembalikan 50 megawatt tambahan tenaga listrik ke Gaza.

Seorang ekonom Gaza mengatakan, pemulihan listrik dari Israel sebagai pemasok listrik utama, dapat meningkatkan listrik sampai enam jam. Pembangkit listrik tunggal Gaza hanya menghasilkan sejumlah kecil listrik, Daily Sabah melaporkan yang dikutip MINA.

Hamas yang mengatur Jalur Gaza, menandatangani sebuah perjanjian dengan Fatah yang diperantarai Mesir pada Oktober lalu dan setuju menyerahkan kontrol administratif Jalur Gaza kepada pemerintah Palestina yang berbasis di Ramallah, Tepi Barat.

Namun kedua kelompok tersebut gagal menyelesaikan rincian kesepakatan yang selesai pada 1 Desember.

Dimulainya kembali pengiriman listrik terjadi pada saat ketegangan Israel-Palestina meningkat.

Pada bulan Desember, Presiden AS Donald Trump mengeluarkan sebuah keputusan yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan mengumumkan rencana untuk memindahkan kedutaan AS ke kota itu.

Langkah tersebut menarik kecaman internasional. Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi yang meminta Trump untuk membatalkan keputusannya.

Yerusalem tetap menjadi jantung konflik Timur Tengah, dengan orang-orang Palestina berharap bahwa Yerusalem Timur yang diduduki oleh Israel sejak 1967 pada akhirnya dapat berfungsi sebagai ibu kota negara Palestina merdeka. (T/B05/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)